TEKANAN DAN SUHU UDARA SERTA GAS
1. TEKANAN DAN SUHU UDARA
SERTA GAS
1.1.
Pendahuluan
Pemahaman keadaan gas merupakan bagian hakiki
studi kimia dalam laboratorium. Biasanya banyaknya gas ditetapkan dengan
mengukur volumenya. Namun, karena volume gas berubah menurut tekanan dan
temperatur, maka kondisi ini juga harus diukur. Tujuan dari kuliah ini adalah
pengukuran seperti apa yang digunakan untuk menghitung banyaknya gas.
1.2.
Tiga Keadaan Materi
Meskipun ketiga keadaan materi gas, zat cair dan
padat telah kita, untuk lebih mudah memahami tentang wujud ketiga materi
tersebut kita dapat merumuskan dengan jelas karakteristik masing-masing materi
tersebut untuk membedakannya.
Gas tidak mempunyai bentuk yang tetap; gas
mengambil bentuk sesuai dengan wadahnya. Gas tidak mempunyai volume tertentu
& volume gas menyesuaikan dengan tempatnya. Gas dapat dimampatkan dan di
muaikan menurut perubahan ukuran wadahnya. Meskipun demikian apabila gas
dimampatkan pada jumlah partikel yang sama untuk sistem wadah tertutup maka yang
berubah adalah volume gas bukan jumlah partikelnya. Pengecilan volume gas dengan
jumlah partikel yang sama dapat menaikkan tekanan gas karena bertambahnya
kerapatan gas. Selain dengan pengecilan volume, tekanan gas dapat bertambah
dengan menambahkan sejumlah partikel gas dari luar sistem kedalam sistem karena
bertambahnya kerapatan gas. Kerapatan gas identik dengan densitas gas. Gas dalam
suatu wadah memberikan tekanan ke segala arah dari wadah tersebut (Hukum Boyle)
berbeda dengan air yang hanya memberikan tekanan searah dengan gas gravitasi
bumi/tekanan ke satu arah saja. Sudah wadah/tempat tertutup dianggap bertekanan
apabila tekanannya melebihio tekanan udara sekitar (> 1 atm) dan dianggap
vakum apabila tekanannya lebih rendah dari udara sekitar (< 1 atm)
Cairan atau sering disebut liquid mempunyai bentuk
yang khas; bentuk cairan menyesuaikan dengan tempatnya serta dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi. Cairan dan gas adalah sama-sama fluida. Fluida Cair
mengalir dari tempat tinggi ketempat yang rendah, kecepatan cairan mengalir
dipengaruhi oleh beda ketinggian antar bagian hulu dan hilir, jarak tempuh serta
jumlah/debit cairan yang mengalir. Cairan hanya memberikan tekanan ke arah
tertentu saja. Tekanan pada fluida cair disebut dengan tekanan
hidrostatik (Ph = ρ x g x h) yang dipengaruhi oleh
jumlah cairan/densitas dan kedalaman cairan. Tekanan cairan akan semakin kuat
dengan semakin dalam cairan tsb. Cairan yang diam memiliki tekanan hidrostatik
yang lebih besar dibanding dengan cairan yang bergerak pada kondisi yang sama.
Cairan tidak dapat dimampatkan sekalipun dengan menggunakan tekanan tinggi
tetapi dapat dimuaikan, oleh karena itulah cairan dikenal dengan nama fluida
inkompresibel (fluida yang tidak dapat ditekan) berbeda dengan fluida gas
(kompresibel atau fluida yang dapat ditekan/diperkecil volumenya).
Padatan sering disebut dengan solid. Padatan
mempunyai bentuk dan volume tertentu (bentuk dan volume padatan tidak
dipengaruhi oleh wadahnya). Solid sulit untuk bepindah kecuali untuk bentuk
geometri tertentu. Untuk bepindah tempat solid harus diberikan gaya dari luar
terlebih dahulu atau dengan meletakan solid pada bidang miring (solid berpindah
dari tempat tinggi ketempat rendah). Sama seperti fluida cair, solid. Cairan
tidak dapat dimampatkan sekalipun dengan menggunakan tekanan tinggi tetapi dapat
dicairkan atau digasifikasi. Gasifikasi solid tidak mencakup seluruh solid
tetapi hanya melibatkan beberapa komponen penyusun solid yang dapat di ubah fase
menjadi gas. Contoh gasifikasi batubara menghasilkan gas yang mirip dengan gas
alam (gas methan yang paling dominan), sedangkan bagian yang tidak berubah
menjadi gas disebut dengan kokas, sebagai sumber unsur karbon yang digunakan
untuk membuat baja pada industri baja.
1.3. Gas Penyusun Udara
Bangsa Yunani menganggap udara merupakan salah
satu dari empat unsur utama/kehidupan dialam, selain air, tanah dan api. Prilaku
udara telah dipelajari manusia sejak berabad-abad yang lalu dan pada awal abad
ke-17 sifat-sifat fisik udara dan komposisi sudah mulai dipelajari secara
ilmiah. Lebih dari seratus tahun yang lalu sebelum komposisi udara di analisa
kembali, oleh para ahli pada saat itu Lavoiser, Priestley dan lainnya menyatakan
udara tersusun atas dua komponen unsur saja yaitu unsur gas ooksige dan gas
nitrogen dengan total persentase mencapai 99% dari volume total. Baru sejak awal
abad ke-19 dengan kemajuan alat analisa maka komposisi udara mulai dipelajari
secara mendetail (lihat tabel 1.1. tentang komposisi udara).
Tabel 1.1. Komposisi
Udara
penyusun
|
rumus
|
fraksi volum
(%)
|
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbon
dioksida
Neon
Helium
Metana
Kripton
Hidrogen
Dinitrogen
oksida
Xenon
|
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
CH4
Kr
H2
N2O
Xe
|
78,11
20,953
0,934
0,034
1,82 x 10-5
5,2 x 10-6
1,5 x 10-6
1,1 x 10-6
5 x 10-7
3 x 10-7
8,7 x 10-8
|
1.4. Kenakearagaman
Tekanan Udara
Udara memiliki tekanan yang berbeda-beda tergantug
letak-atau posisinya terhapa permukaan bumi. Sama seperti air, tekan udara akn
bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian udara. Hal inilah menjadi acuan
prinsip aerodinamika industri pesawat terbang. Namun tekanan udara akan
berkurang pada ketinggian tertentu karena semakin kecil pengaruh gaya gravitasi
bumi terhadap partikel gas. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, tekanan
gas dipengaruhi oleh jumlah partikel gas itu sendiri (kerapatan partikel
gas).
Tiga alasan utama, mengapa tekanan udara
beranekaragam dari satu tempat ketempat yang lain. Iklim atau cuaca adalah
faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekana udara tersebut. Iklim dan cuaca
erat sekali kaitannya dengan aktivitas matahari sebagai seumber energi dalam
tata surya galaksi bima sakti. Posisi bumi terhadap matahari, aktivitas inti
matahari serta radiasi sinar matahari mempengaruhi perubahan iklim/cuaca dibumi.
Selain itu perubahan iklim/cuaca bumi juga dipengaruhi oleh semakin meningkatnya
gas-gas yang dapat merusak lapisan ozon pada atmosfer bumi sehingga lapisan
atmosfer bumi tersebut tidak mampu menyerap efek radiasi sinar matahari sebelum
jatuh ke bumi. Pada permukaan bumi yang paling rendah kerapatan partikel gas
penyusun atmosfer bumi lebih besar dibanding dengan kerapatan partikel pada
tempat yang lebih tinggi. Oleh karena itulah tekanan udara didaerah pantai dan
didaerah pegunugan cenderung berbeda.
1.5. Pengukuran
Tekanan Udara
Udara terdiri atas campuran gas
yang perilaku fisiknya sama dengan oksigen murni, nitrogen murni
atau zat berbentuk gas lain. Udara yang dipompakan masuk kedalam sutau wadah
tertutup misal ban, akan bertambah tekanannya. Jika udara dipompakan
terus-menerus kedalam ban maka suatu saat nanti ban akan pecah karena diding ban
yang terbuat dari karet tidak mampu lagi menahan tekan udara yang dipompakan
kedalam ban. Tekanan udara pada suatu tempat yang terhubung dengan tempat yang
lain cenderung sama. Tekanan udara suatu wadah cenderung menuju ketekanan udara
sekitar. Suatu wadah tertutup yang memiliki tekanan udara lebih besar daripada
tekanan udara sekitar, ketika wadah tersebut bocor maka udara dalam wadah
tersebut akan mengalir keluar dan berhenti mengalir setelah tekanan didalam
wadah tersebut sama dengan tekanan udara sekitar.
Tekanan udara sekitar yang menjadi standar adalah
tekanan atmosfer yang diukur berdasarkan tekanan udara rata-rata pada permukaan
laut. Percobaan Torricelli, murid Galileo pada tahun 1643 telah membuat
barometer pertama untuk mengukur tekanan atmosfer bumi. Salah satu cara yang
digunakan adalah dengan mengisi penuh sebuah tabung kaca dengan unsur merkurium
(raksa/Hg) dan membalikkannya kedalam pinggan yang berisi merkurium. Ternyata
merkurium tersebut turun menjauhi ujung bagian atas kolom tabung dan berhenti
turun pada ketinggian kolom raksa pada 76 cm atau 760 mm. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa tingginya unsur merkurium dalam kolom tabung berbanding lurus
dengan tekanan udara diamana;
1 atm = 760 mmHg (atau 76 cmHg) = 760 torr = 1,01325 x
105 pascals (Pa)
= 14,7 pound perinchi kuadrat
(psia)
Satuan tekanan udara/gas yang sering digunakan adalah Pascal sebagai
Standar Internasional (SI) dimana 1 Pa = 1 N/m2
Hubungan antara temuan Torricelli dan tekanan atmosfer dapat dimengerti
berdasarkan hukum kedua Newton mengenai gerakan, yang menyatakan;
Gaya = Massa x Percepatan
F = m x
a
Dimana percepatan (a) adalah laju yang mengubah kecepatan. Semua benda
saling tarik menarik karena gravitasi, dan gaya tarik menarik mempengaruhi
percepatan benda. Percepatan baku sebagai akibat pengaruh medan garvitasi bumi
yang dilambangkan dengan g adalah (g) = 9,80665 ms-2. Tekanan ialah
gaya persatuan luas atau gaya total (F) dibagi dengan luas (A):
P = F/A = m x g/A
............(1)
Karena volume merkuri dalam tabung adalah V = A x h, maka
persamaan (1) menjadi
P = m x g/A = (m x g) / (V/h)
............(2)
P = (m x g x h) / (V) = (m/V) x g x h = ρ x g x h
............(3)
Dengan persamaan diatas kita dapat mengukur tekanan yang ditimbulkan
oleh atmosfer. Rapatan merkuri pada 0oC, dalam satua SI adalah
13,5951 gr/cm3 = 1,35951 x 104 kg/m3 dan tinggi
kolom merkuri dari percobaan torricelli mendekati 760 mm atau 0,76 meter.
Selanjutnya substiusi nilai ρ, g, h ke persamaan (3) maka akan
diperoleh;
P = ρ x g x h = (1,35951 x 104 kg/m3) x (9,80665
ms-2) x (0,76 m)
P = 1,01325
x 105 kg/m s2 = 1,01325 x 105
Pascals
Untuk mengukur tekanan udara digunakan barometer, sedangkan untuk
mengukur tekanan gas digunakan manometer.
Tabel 1. Rangkuman Satuan Tekanan
Satuan
|
defenisi &
hubungan
|
Pascal (Pa)
Bar
Atmosfer (atm)
Torr
760 mmHg (pada 0oC
14,6960 pon per inci persegu (psi, lb in-2)
|
1
kg m-1 S-2
1
x 105 Pa
101.325 Pa
1/760 atm
1
atm
1
atm
|
1.6. Proses
Terbentuknya Gas
Gas dapat terbentuk dari aktivitas makhluk hidup
(bakteri), penguapan dan reaksi kimia. Gas methan (CH4) merupakan gas
yang dihasilkan dari aktivitas makhluk hidup (bakteri). Gas methan banyak
terbentuk di daerah rawa, oleh karena itulah gas methan sering disebut
dengan gas rawa. Gas methan merupakan penyusun penting dalam
deposit gas alam yang terbentuk selama jutaan tahun lewat pelapukan materi
tumbuhan dibawah permukaan bumi. Saat ini gas methan dapat diperoleh dari dari
sampah kota mapun kotoran hewan yang terlebih dahulu di komposkan menggunakan
bakteri tertentu.
Gas juga dapat terbentuk jika cairan menguap
akibat proses pemanasan. Pemanasan air permukaan (air laut, danau sungai dll)
oleh sinar matahari menyebabkan air menguap ke udara dan menghasilkan kelembapan
udara.
Gas juga terbentuk lewat reaksi kimia. Bila
dipanaskan , beberapa padatan terurai menghasilkan gas, contoh; batubara,
amonium klorida (NH4Cl) atau kalsium karbonat
(CaCO3).
Reaksi kimia:
|
NH4Cl(s)
NH3(g) + HCl(g)
|
CaCO3(s)
CaO (g) + CO2 (g)
1.6. Pengukuran
Tekanan Gas
Sebuah manometer terbuat dari tabung yang berbentu
seperti huruf U yang disi dengan suatu cairan yang dilengkapi dengan skala
pengukur ketinggian yang dapat mengukur selisih tekanan yang kecil sekalipun
digunakan untuk mengukur tekanan gas dalam suatu tanki (lihat gambar 1.1)
manometer tersebut mempunyai satu kaki yang terbuka yang berhubungan dengan
udara sekitar sedangkan kaki lainnya berhubungan dengan tanki udara dibiarkan
tertutup. Karena tidak ada perbedaan tekanan anata kedua sisi tabung tersebut
maka tinggi cairan merkurium kedua kaki kolom adalah sama. Untuk mengukur
tekanan gas pada tanki gas maka sisi tabung yang berhubungan denga tanki udara
dihubungkan dengan tanki gas yang sebelumnya tanki udara tersebut telah di
vakumkan (udara yang mengisi kolom disedot menggunakan pompa vakum) menyebabkan
raksa pada kolom pada bagian tanki udara yang telah divakumkan menjadi lebih
tinggi dibanding raksa pada kolom sisi lainnya yang kontak dengan udara.
Kemudian tanki gas yang bertekanan dihubungkan dengan tanki udara yang telah
vakum menyebabkan terjadinya aliran gas dari tanki gas ke tanki udara tersebut,
akibatnya raksa akan terdorong dengan ketinggian tertentu sesuai dengan tekanan
yang diberikan oleh tanki gas.
1.6. Hukum-Hukum yang Menyatakan Sifat & Karakteristik
Gas
1.6.1. Hukum Boyle Tahun 1662 M (Hubungan V & P)
Bunyinya ”Jika Temperatur konstan maka volume gas
pada massa tertentu berbanding terbalik dengan tekanan gas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar