PROPOSAL TUGAS AKHIR
RANCANGAN ALAT FERMENTASI
BIOGAS ECENG GONDOK
Disusun Oleh :
AHMAD
SYAIKHONI (E3C109048)
AKBAR A. JAYADI (E3C109020)
JURUSAN D-III TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Energi memiliki peran penting dan
tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua
aktivitas manusia sangat tergantung pada energi. Berbagai alat pendukung,
seperti alat penerangan, motor penggerak, peralatan rumah tangga, dan
mesin-mesin industri dapat difungsikan jika ada energi. Pada dasarnya,
pemanfaatan energi—seperti energi matahari, energi air, energi listrik, energi
nuklir, energi minyak bumi dan gas, serta energi mineral dan batubara—memang
sudah dilakukan sejak dahulu.
Ketergantungan pada energi yang
tidak dapat diperbaharui
secara berlebihan dapat
menimbulkan masalah krisis energi. Salah satu gejala krisis energi yang
terjadi akhir-akhir ini yaitu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), seperti
minyak tanah, bensin, dan solar. Kelangkaan terjadi karena tingkat kebutuhan
BBM terus
meningkat setiap tahunnya,
Sementara
minyak bumi—bahan baku
pembuatan BBM—berjumlah terbatas
dan membutuhkan waktu berjuta-juta tahun untuk proses
pembentukannya.
Saat
ini pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
dalam waktu dekat ini. Dalihnya, ada kecenderungan kenaikan harga minyak bumi di
dunia, yang kini harga minyak dunia sudah menyentuh hingga USD 115 per barel atau di
atas hitungan anggaran pemerintah USD 90 per barel. JAKARTA, KOMPAS.com .
Kelangkaan energi tidak hanya
terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara lain. Pasalnya, populasi manusia
yang terus bertambah setiap tahun mengakibatkan permintaan terhadap energi juga
meningkat. Karena kelangkaannya, harga minyak mentah di dunia pun setiap tahun
terus meningkat. Hal ini
secara tidak langsung
akan berdampak terhadap
perekonomian negara, terutama
bagi negara miskin dan sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Tabel 1. Tabel
Konsumsi BBM, Produksi BBM, dan Cadangan Minyak di Indonesia
Konsumsi BBM
|
Produksi BBM
|
Cadangan Minyak
|
|
Tahun
|
Konsumsi
|
(Milyar Barel)
|
|
2005
|
397.802
|
268.529
|
8,63
|
2006
|
374.691
|
257.821
|
8,93
|
2007
|
383.453
|
244.396
|
8,40
|
2008
|
388.107
|
251.531
|
8,22
|
2009
|
379.142
|
246.289
|
8,00
|
2010
|
388.241
|
241.156
|
7,76
|
Sumber : Statistik Minyak Bumi, Ditjen Migas
Memang perlunya energi alternatif untuk mengurangi penggunaan BBM sudah
sangat mendesak. Biogas atau gas bio merupakan salah satu jenis energy yang
dapat dibuat dari banyak jenis bahan buangan dan bahan sisa, semacam sampah,
kotoran ternak, jerami, eceng gondok, serta banyak bahan-bahan lainnya lagi.
Pendeknya, segala jenis bahan yang dalam istilah kimia termasuk senyawa
organik, entah berasal dari sisa dan kotoran hewan ataupun sisa tanaman, dapat
dijadikan bahan biogas (Suriawirira dan unus, 2002)
Pemilihan biogas sebagai sumber energy alternatif didasari pada keunggulan yang dimilikiya, yaitu:
1. menghasilkan gas yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
2. kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat baik.
3. Dapat mengurangi kadar bakteri pathogen yang terdapat dalam kotoran yang dapat menyebabkan penyakit bila kotoran tersebut ditimbun begitu saja.
4. Yang paling utama adalah dapat mengurangi permasalah penanggulangan menjadi sesuatu yang bermanfaat.(Ihwan,2003) dalam hal ini gulma seperti eceng gondok juga dapat digunakan sebagai bahan baku.
Akibat penguraian bahan organik yang dilakukan jasad renik seperti mikroba, baik jamur maupun bakteri, maka akan terbentuk zat atau senyawa lain yang lebih sederhana diantaranya yaitu berbentuk gas methan(CH4).
Pemilihan biogas sebagai sumber energy alternatif didasari pada keunggulan yang dimilikiya, yaitu:
1. menghasilkan gas yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
2. kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat baik.
3. Dapat mengurangi kadar bakteri pathogen yang terdapat dalam kotoran yang dapat menyebabkan penyakit bila kotoran tersebut ditimbun begitu saja.
4. Yang paling utama adalah dapat mengurangi permasalah penanggulangan menjadi sesuatu yang bermanfaat.(Ihwan,2003) dalam hal ini gulma seperti eceng gondok juga dapat digunakan sebagai bahan baku.
Akibat penguraian bahan organik yang dilakukan jasad renik seperti mikroba, baik jamur maupun bakteri, maka akan terbentuk zat atau senyawa lain yang lebih sederhana diantaranya yaitu berbentuk gas methan(CH4).
Berdasarkan uraian diatas, dalam proposal ini akan
dilakukan perancangan tabung permentasi penghasil biogas sebagai bahan bakar
alternatif minyak tanah. Adapun judul dari proposal ini adalah : RANCANGAN ALAT FERMENTASI BIOGAS ECENG
GONDOK.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka proposal
ini menitik beratkan pada pembahasan :
1. Bagaimana merancang dan membuat alat penghasil biogas
dari bahan baku eceng gondok.
2. Bagaimana
menghasilkan bahan bakar dari hasil proses fermentasi tumbuhan air(eceng
gondok).
C.
TUJUAN
Tujuan pembuatan Proyek Tugas Akhir
ini antara lain :
1. Merancang dan membuat alat penghasil gas bahan
bakar alternatif dengan
bahan baku eceng gondok
2. Menghasilkan biogas dari eceng gondok
sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah.
D.
BATASAN MASALAH
Batasan masalah
untuk Proyek Tugas Akhir ini antara lain :
- Alat
fermentasi biogas eceng gondok ini
dibuat sebagai pemprosesan pembentukan gas yang akan di gunakan untuk
memasak dalam skala yang sedang.
- Pembuatan
alat ini meliputi desain tabung fermentasi dan tabung penampung gas dan
sistem penyaluran gas melalui pipa dan slang plastik.
- Pengamatan
yang dilakukan terhadap hasil gas fermentasi adalah pengamatan secara Visual.
- Tidak
menghitung/menganalisis lebih lanjut mengenai kekuatan alas tangki, panas
api biogas, serta tekanan pada setiap tangki.
- Tidak
membahas lebih lanjut anggaran biaya tambahan untuk alat-alat pembantu
dalam proses pembuatan alat.
BAB II
TEORI DASAR
A.
Pengertian Biogas
Biogas mulai diperkembangkan di Indonesia sekitar tahun 1970.
Namun, tingginya penggunaan bahan bakar minyak tanah dan tersedianya kayu bakar
menyebabkan penggunaan biogas menjadi kurang
berkembang. Teknologi biogas
mulai berkembang kembali
sejak tahun 2006
ketika kelangkaan energi menjadi topik utama di Indonesia.
Awalnya, biogas dibangun dalam bentuk denplot oleh pemerintah
dengan reaktor berbentuk kubah dari
bata/beton (fixed dome) dan bentuk terapung (floating) yang terbuat dari drum yang disambung. Kini,
bahan reaktor yang
digunakan telah berkembang,
ada yang terbuat
dari beton/bata, plat besi, plastik, dan serat kaca (fiber glass),
Biogas adalah gas
mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan
organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap
udara).
Komposisi gas yang terdapat didalam Biogas :
Komposisi gas yang terdapat didalam Biogas :
Daftar Komposisi
Udara
Ø Methana (CH4) 40 – 70
Ø Karbondioksida (CO2) 30
– 60
Ø Hidrogen (H2) 0 – 1
Ø Hidrogen Sulfida(H2S) 0
– 3
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar
6.000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyakdiesel. Oleh karena itu
Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan bahan
lain yang berasal dari fosil. Sumber metana:
• Industri gas dan minyak (45%)
• Sektor sampah (25%)
• Pertanian (20%)
• Sumber daya alam (10%)
• Industri gas dan minyak (45%)
• Sektor sampah (25%)
• Pertanian (20%)
• Sumber daya alam (10%)
Prinsip dasar teknologi
biogas adalah proses
penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa
udara (anaerob) untuk
menghasilkan campuran dari beberapa
gas, di antaranya
metan dan CO2.
Biogas dihasilkan dengan
bantuan bakteri metanogen atau
metanogenik. Bakteri ini
secara alami terdapat
dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti limbah
ternak dan sampah organik.
Proses tersebut dikenal dengan istilah anaerobic digestion atau pencernaan secara anaerob. Umumnya, biogas
diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor biogas (digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerob), sehingga proses penguraian oleh mikroorganisme dapat
berjalan secara optimal. Berikut beberapa keuntungan yang dihasilkan dari digester anaerob.
a).
Keuntungan Energi
·
Menghasilkan
energi yang bersih.
·
Bahan bakar
yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui.
·
Biogas yang
dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai penggunaan.
b). Keuntungan Lingkungan
Ø Mengurangi polusi udara.
Ø Memaksimalkan proses daur ulang.
Ø Pupuk yang dihasilkan bersih dan kaya nutrisi.M
Ø menurunkan emisi gas metan dan CO2 secara
signifikan.
c).
Keuntungan Ekonomi
Ditinjau dari siklus
ulang proses, digester anaerobik lebih ekonomis dibandingkan dengan proses
lainnya.
B.
Eceng gondok
Eceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis
tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak
manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi indicator
dimana di tempat/sungai tersebut sudah terkena pencemaran/limbah.
Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan
tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan
sekitarnya.
Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting
dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan
Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling
menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa
inilah yang bisa digunakan sebagai bahan baker alternative.
Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman gulma di wilayah
perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau mengembangkan perakaran
di dalam lumpur pada air yang dangkal. Eceng gondok berkembangbiak dengan
sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif. Perkembangan dengan cara
vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003)
melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang
seluas 1 m persegi. Heyne (1987) menyatakan bahwa dalam waktu enam bulan pertumbuhan
eceng gondok pada areal 1ha dapat mencapai bobot basah sebesar 125 ton.
Perkembangbiakannya yang
demikian cepat menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman
gulma di beberapa wilayah perairan Indonesia. Di kawasan perairan danau, eceng
gondok tumbuh pada bibir-bibir pantai sampai sejauh 5-20 meter.
Perkembangbiakan ini juga dipicu oleh peningkatan kesuburan di wilayah perairan
danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi lahan, berbagai
aktivitas masyarakat(mandi, cuci, kakus), budidaya perikanan(keramba jarring
apung),limbah transportasi air, dan limbah pertanian.
Pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain mempercepat pendangkalan sungai atau danau, menurunkan produksi ikan, mempersulit saluran irigasi, dan menyebabkan penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka (Soemarwoto, 1977), sedangkan Oshawa dan Risdiono (1977) menyatakan bahwa kehilangan air di Rawa Pening karena penguapan oleh enceng gondok, 4 kali lebih besar daripada penguapan air pada perairan terbuka.
Namun, dibalik berbagai efek negatif yang diberikan oleh eceng gondok. Sebenarnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas
Pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain mempercepat pendangkalan sungai atau danau, menurunkan produksi ikan, mempersulit saluran irigasi, dan menyebabkan penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka (Soemarwoto, 1977), sedangkan Oshawa dan Risdiono (1977) menyatakan bahwa kehilangan air di Rawa Pening karena penguapan oleh enceng gondok, 4 kali lebih besar daripada penguapan air pada perairan terbuka.
Namun, dibalik berbagai efek negatif yang diberikan oleh eceng gondok. Sebenarnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode Perancangan
dan eksperimental
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu
Penelitian dilakukan pada
bulan April 2012
Tempat
Penelitian dan pembuatan
alat bertempat di laboratorium Teknologi Mekanik jurusan Teknik Mesin
universitas Haluoleo Kendari.
B.
Bahan dan Peralatan
v Bahan
-
2 buah drum
isi 200 liter
- 1 buah drum isi 100 liter
- 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi
- 1 buah drum isi 100 liter
- 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi
-
1 meter pipa galvanis ukuran ½ inchi
- 5 meter slang karet/plastic
- 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
- 50 cm pipa, ukuran ½ inchi
- 6 buah kleman slang, ukuran ½ inchi
- Pengelasan drum (Ls)
- Kompor biogas
- 2 buah isolatif besar
- 2 buah lem paralon
- 5 meter slang karet/plastic
- 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
- 50 cm pipa, ukuran ½ inchi
- 6 buah kleman slang, ukuran ½ inchi
- Pengelasan drum (Ls)
- Kompor biogas
- 2 buah isolatif besar
- 2 buah lem paralon
v Alat
- Perlengkapan
Pengelasan
C.
GAMBAR DAN SKEMA ALAT
1.
Skema 2D alat tabung fermentasi dan tabung
penampung gas biogas eceng gondok.
Keterangan :
- Tabung fermentasi eceng gondok
- Tabung penampung gas
- Kompor biogas
- Kran
- Pipa Saluran pembuangan (outlet)
- Pipa saluran pemasukkan (inlet)
- Pipa saluran masuk gas
- Pipa saluran keluar gas
2.Gambar 3D tabung fermentasi dan tabung
penampung gas biogas eceng gondok.
3. Gambar
3D bagian
dalam tabung fermentasi dan tabung penampung gas.
D.
TAHAP PEMBUATAN ALAT
Alat fermentasi biogas eceng gondok
ini dirancang sangat sederhana menggunakan drum bekas plat logam isi 200 liter
sebagai tempat fermentasi dan penampung gas, serta 1 buah drum plastic sebagai
penampung gas.
- Pada drum tempat fermentasi, di bagian atas di
pasangkan pipa besi 3 inch sepanjang 38 cm sebagai saluran untuk memasukkan eceng gondok . dan
bada bagian samping bawah di pasanggkan pula pipa besi ukuran 3 inch 10 cm, sebagai tempat saluran pembuabuangan bekas pembusukkan
eceng gondok. gas hasil fermentasi di salurkan dari ruang penggolahan (fermentasi) menuju ke ruang penampungan menggunakan slang plastic berukuran
½ inch .
- Diantara pipa pada drum dan slang,
dipasangkan sebuah kran untuk memudahkan pengaturan gas yang akan di salurkan.
Begitu pula pada drum penampung gas, dipasangkan kran sebagai pengatur gas yang
akan di salurkan ke kompor media pembakaran untuk di pemanfaatan gas hasil fermentasi.
E.
CARA
MENGHASILKAN BIOGAS
1.
Pada tabung fermentasi gas yang di hasilkan di salurkan
menuju ke tempat tabung penampung gas dan diteruskan ke kompor. Hanya tiga
bagian yang dibutuhkan dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung
gas, serta kompor sebagai media pembakar.
2.
Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu
harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1.
Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk
merata.
3.
Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di
ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan
setelah beberapa hari. Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg sudah dapat menghasilkan gas
yang dapat dipakai setelah 1 minggu.
4.
Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali
diisi dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus
dimasukkan ke dalam tabung fermentasi.
5.
Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran,
ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru masuk
ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos.
F. prosedur
Metode yang
digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
Metode literatur
digunakan untuk memperoleh informasi, dasar teori yang diperoleh dari buku,
internet, maupun
wawancara kepada pakar biogas sebagai studi
pustaka yang akan mendukung pembuatan proyek akhir.
§
Wawancara
Metode wawancara dilakukan untuk
menambah masukan serta tambahan pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak
lain yang berpengalaman dalam bidang biogas agar lebih terarah.
§
Studi
Lapangan (Observasi)
Metode studi
lapangan digunakan untuk memperoleh informasi dan data-data dari hasil
pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek akhir, antara lain
survei ke tempat-tempat maupun daerah
yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir ini
§ Metode analisa
Metode analisa digunakan untuk menganalisa data dan
menghitung data yang diperoleh.
G. DIAGRAM
ALIR PERANCANGAN ALAT
H.
JADWAL PERANCANGAN ALAT
NO
|
Uraian kegiatan
|
MINGGU
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|||
1
|
STUDI PUSTAKA
|
|
|
|
|
|
|
2
|
PENYUSUNAN PROPOSAL
|
|
|
|
|
|
|
3
|
SEMINAR PROPOSAL
|
|
|
|
|
|
|
4
|
PEMBUATAN/PERANCANGAN ALAT
|
|
|
|
|
|
|
5
|
PENYUSUNAN LAPORAN
|
|
|
|
|
|
|
6
|
SEMINAR HASIL
|
|
|
|
|
|
|
7
|
PERBAIKAN
|
|
|
|
|
|
|
8
|
UJIAN AKHIR
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Hadi . N. 1980. Gas
bio sebagai bahan bakar . Lemigas. Cepu.
Simamora,S.,Salundik,Sri.W.,Surajuddin,2006.Membuat Biogas.Agro Media
Pustaka.Jakarta.
Mahida,U.N.,1993.Pencemaran
Air dan Pemanfaatan Limbah Industri.terjemah G.A
Ticoalu,Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Harahap,F.M,1978. teknologi gas bio, pusat teknologi pembangunan ITB, Bandung.
RANCANGAN ALAT FERMENTASI
BIOGAS ECENG GONDOK
Disusun dan diajukan oleh :
Ahmad
Syaikhoni (E3C109048)
Akbar A.
Jayadi (E3C109020)
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK
MESIN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
Menyetujui :
Dewan Pembimbing
Kendari, Maret 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Kadir.,MT La Ode Ahmad Barata,ST.MT
NIP.
196204052001121003
Mengetahui,
Ketua Program Studi
D-III Teknik Mesin Univesitas Haluoleo Kendari
Ir. Kadir.,MT
NIP. 196204052001121003
Pagi mas. Boleh liat gambarnya engga? Soalnya gambarnya tidak bisa di lihat.
BalasHapusTerimakasi :D