KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita hanturkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga
saya dapat menyelesaiakan makalah ini.
Adapun judul dalam makalah ini MAKSUD
DAN TUJUAN ILMU TAUHID.
Tidak
lupa saya hanturkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dalam waktunya.
Semoga makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa, Ilmu
Tauhid merupakan ilmu yang sangat vital didalam Islam. Sebab Ilmu Tauhid adalah
sebagian dari tanda-tanda agama sejati dan murni yang diturunkan oleh Allah
yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Tanpa mengetahui Ilmu Tauhid, kita tidak
akan menemukan tujuan hidup sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar,
siapa yang disembah dan dimana kita berdiam setelah mati.
Apakah akan berdiam ditempat yang menyenangkan, atau ditempat yang
menyedihkan. Semuanya tentu tergantung si-hamba sendiri.
Bagaimana ia mempergunakan kesempatan
hidup ini, dan hamba yang mengetahui dirinya sebagai hamba Allah tentu tahu
benar, bagaimana memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab ia mengetahui
ketika dilahirkan dirinya dalam keadaan fitrah (suci), dan kembalinya pun harus
dalam keadaan yang suci agar dapat yang fitrah pula, yakni surga.
Agama berjalan menyempurnakan fitrah manusia dalam mencapai kemajuannya dengan cara evaluasi, sehingga hal itu telah menjadi sunnah (ketentuan) umum dalam satu kehidupan manusia. Allah menyempurnakan agama Islam dengan perantara nabi Muhammad yang mengahiri semua nabi dan rasul untuk membawa ummat manusia kepada martabat kemerdekaan yang lebih sempurna.
Agama berjalan menyempurnakan fitrah manusia dalam mencapai kemajuannya dengan cara evaluasi, sehingga hal itu telah menjadi sunnah (ketentuan) umum dalam satu kehidupan manusia. Allah menyempurnakan agama Islam dengan perantara nabi Muhammad yang mengahiri semua nabi dan rasul untuk membawa ummat manusia kepada martabat kemerdekaan yang lebih sempurna.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian ilmu tauhid ?
2.
Apakah Maksud ilmu tauhid ?
3.Apakah Tujuan
ilmu tauhid ?
4.
Apakah Hikmah mempelajari ilmu tauhid ?
C.
Tujuan Penulisan
Agar para pembaca atau khususnya para mahasiswa dan
mahasiswi dapat lebih mengetahui dan
mendalami tentang maksud dan tujuan mempelajari ilmu Tauhid , serta pembahasan
mengenai tauhid yang tertuang di dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tauhid
Kata
tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar dari kata wahnada yuwahhidu yang
secara etimologi berarti keesaan, yakni percaya bahwa Allah SWT itu satu. Tidak
lain adalah Lauhidullah (mengesakan Allah Swt). Jadi pernyataan/pengakuan.
Bahwa Allah Swt itu esa/satu. LaailahaillAllah (tiada Tuhan selain Allah)
Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang
paling tinggi derajat nya dalam agam Islam. Karena ilmu tauhid merupakan induk
(pokok) bagi semua ilmu pengetahuan dalam agama Islam. Bahwa para ulama menyebut
kan bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini menerangkan serta membahas
masalah keesaan Dzat Allah Swt hukum
yang mempelajari ilmu tauhid adalah Fardhu ‘ain.
Ilmu tauhid di sebut juga ilmu Usuluddin, ilmu
kalam, ilmu akidah, ilmu ma’rifat, adapula yang menyebut nya ilmu sifat 20
karena di dalamnya dibicara kan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt.
Menurut
arti harfiah, tauhid ialah “mempersatukan”. Berasal dari kata wahid yang
berarti “satu”. Menurut Syekh Muhammad Abdullah Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu
yang membahas tentang ”wujud Allah”, tentang sifat-sifat yang wajib tetap
pada-Nya. Sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang
sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya.
Menurut Syekh Muhammad At-Tamimi ilmu
tauhid adalah secara bahasa berasal dari kata ”wahidun, yuwahidun” menjadi
sesuatu satu atau tunggal atau esa, menurut istilah ilmu tauhid adalah
mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan
(memurnikan) peribadatan hanya kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada
selain-Nya serta menetapkan Asmaul Khusna (nama-nama yang bagus) dan mensucikan
dari kekurangan dan cacat.
Berarti dapat disimpulkan bahwa ilmu
tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang sifat-sifat wajib Allah,
sifat-sifat mustahil Allah, sifat jaiz Allah serta sifat wajib rasul, sifat
mustahil rasul dan yang berhubungan dengan Allah. Ilmu tauhid dalam islam sama
seperti theologi dalam agama kristen katolik dan protestan, yakni mempersoalkan
dzat Tuhan. Badanya ialah , kalau ilmu
tauhid mengajarkan bahwa Tuhan itu dzat yang satu (esa) yaitu Allah, tetapi
kalau theologi mengajarkan bahwa Tuhan itu tiga dalam satu, dan satu dalam tiga
oknum (kita mengerti atau tidak, tetapi begitulah ajaran theologi itu). Dalam
agama manapun, ajarannya yang terpokok ialah tentang Tuhan. Oleh karena itu,
untuk menguji kebenaran suatu agama, kita harus mengkaji ajarannya tentang
Tuhan, apakah ajaran ketuhanannya dapat dimengerti oleh akal dan pikitan
(logika) atau tidak.
Itulah sebabnya, maka nabi besar
Muhammad saw bersabda:
الدين هو العقل ولادين لمن لا عقل له
Artinya: ”Agama itu masalah akal, dan orang yang tidak berakal tidak memiliki agama”.
Maksudnya, bahwa agama yang inti dan pokok ajarannya tentang Tuhan itu hanya dapat dimengerti oleh akal, dan orang yang tidak berakal atau rusak akalnya, tentu tidak akan mempunyai kenyakinan agama yang benar.
الدين هو العقل ولادين لمن لا عقل له
Artinya: ”Agama itu masalah akal, dan orang yang tidak berakal tidak memiliki agama”.
Maksudnya, bahwa agama yang inti dan pokok ajarannya tentang Tuhan itu hanya dapat dimengerti oleh akal, dan orang yang tidak berakal atau rusak akalnya, tentu tidak akan mempunyai kenyakinan agama yang benar.
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang memberikan
bekal-bekal pengertian tentang pedoman keyakinan hidup manusia, di dalam
mengarungi samudera kehidupan. Secara kodrati manusia diciptakan Allah di dunia
ini, berkekuatan berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Tidak sedikit
manusia di dalam mengarungi samudera hidup ini kehilangan arah dan pedoman, sehingga
ia menjadi tersesat. Maka di sinilah ilmu Tauhid berperan untuk memberikan
pedoman dan arah, agar manusia selalu tetap sadar akan kewajibannya sebagai
makhluk tehadap Khaliknya.
Nama-nama
lain ilmu tauhid :
1.
Ilmu Tauhid
Arti tauhid disini adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengesakan Tuhan) dan tidak menyekutukan-Nya. Dinamakan ilmu Tauhid karena tujuannya menetapkan ke-Esaan Allah dalam dzat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah-lah yang menjadi tempat tujuan terahir dari kehidupan ini, prinsip inilah yang menjadi tujuan utama dari ajaran nabi Muhammad S.A.W.
Arti tauhid disini adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengesakan Tuhan) dan tidak menyekutukan-Nya. Dinamakan ilmu Tauhid karena tujuannya menetapkan ke-Esaan Allah dalam dzat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah-lah yang menjadi tempat tujuan terahir dari kehidupan ini, prinsip inilah yang menjadi tujuan utama dari ajaran nabi Muhammad S.A.W.
2.
Ilmu Aqo’id atau Aqo’idul Iman
Aqo’id artinya ilmu ikatan kepercayaan, karena dalam panutan ini ada pasal yang harus diikat erat-erat dalam hati kita yang harus menjadi sebuah kepercayaan yang teguh.
Aqo’id artinya ilmu ikatan kepercayaan, karena dalam panutan ini ada pasal yang harus diikat erat-erat dalam hati kita yang harus menjadi sebuah kepercayaan yang teguh.
3.
Ilmu Kalam
Ilmu
kalam artinya ilmu pembicaraan, karena dengan membicarakan
pengetahuan-pengatahuan akan menjadi sebuah kejelasan, dan dengan pembicaraan
yang tepat berarti membicarakan kepercayaan yang benar dan dapat ditanamkan
kebalam hati manusia.
4.
Ilmu Ushuluddin
Ilmu uhsuluddin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok agama , dinamakan demikian karena mamang soal kepercayaan memang betul0betul menjadi dasar pokok dari persoalan yang lain dalam agama.
Ilmu uhsuluddin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok agama , dinamakan demikian karena mamang soal kepercayaan memang betul0betul menjadi dasar pokok dari persoalan yang lain dalam agama.
5.
Ilmu Hakikat
Ilmu hakikat ialah ilmu sejati, karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
Ilmu hakikat ialah ilmu sejati, karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
6.
Ilmu Ma’rifat
Disebut
ilmu ma’rifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benar akan Allah
dan segala sifat-sifat-Nya dengan keyakinan yang teguh.
B. Maksud Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid tidak hanya sekedar di ketahui dan di
miliki , tetapi juga hendaknya lebih dari itu yakni harus di pahami lebih
mendalam dan di hayati dengan baik. Apabila tauhid telah di miliki , di
mengerti / di pahami , di hayati dengan baik , maka kesadaran akan tugas dan
kewajiban sebagai hamba Allah SWT akan muncul dengan sendirinya , hal ini akan
nampak dalam pelaksanaan ibadahnya , tingkah laku , sikap , perbuatan dan
perkataan sehari-hari.
Ilmu tauhid sebagai ilmu yang memberikan bekal tentang
pedoman keyakinan hidup manusia , maka secara kodrati , Allah SWT. Menciptakan
manusia di atas dunia ini mempunyai kekuatan yang berbeda dengan yang lainnya.
Banyak manusia di dalam mengarungi samudera hidup yang
luas ini , kehilangan arah dan pedoman sehingga ia menjadi sesat. Di sinilah
ilmu tauhid berperan memberi pedoman dan arah , agar manusia selalu tetap sadar
akan kewajibannya sebagai makhluk terhadap khaliknya.
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa (Allah) , dalam
alam fikiran manusia yakin bahwa semua yang ada di alam ini adalah ciptaan
Allah SWT. Dan akan kembali kepada-Nya. Jadi semua perbuatan , sikap , tingkah
laku , atau perkataan selalu kembali pada keyakinan adanya Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surah
Adz-Dzariyat ayat 56 :
Yang
artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
menyembah-Ku.(Q.S. 151 :56 ).
Allah SWT berfirman dalam surah Al-ikhlas
ayat 1 dan 2 :
Yang
artinya : katakanlah : Dia-lah Allah , yang Maha Esa. Allah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Q.S. 112 : 1-2 )
Dari firman Allah SWT tersebut di ketahui bahwa
ketauhidan itu tidak hanya menyangkut hal-hal yang batin , tetapi juga menyangkut sikap , tingkah laku
, perkataan dan perbuatan.
Dengan demikian maksud yang terkandung dalam ilmu
tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja , akan tetapi lebih jauh dari
itu sebab tauhid mengandung sifat-sifat, di antaranya yaitu :
1. Sebagai sumber motivator perbuatan
kebajikan dan keutamaan.
2. Membimbing ke jalan yang benar dan
sekaligus mendorong mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan ,
kekacauan , dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
4. Mengantarkan umat manusia kepada
kesempurnaan lahir dan batin.
C.Tujuan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid bertujuan
untuk memantapkan keyakinan seseorang kepada Allah swt. dengan menggunakan
dalil naqli (Al-Quran dan Hadits) dan aqli (rasio).
Karena itu, tujuan ilmu Tauhid dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mensucikan jiwa.
1. Mensucikan jiwa.
2. Agar manusia memperoleh kepuasan
batin, keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,
sebagaimana yang dicita-citakan. Sebagai bukti ialah bahwa kekacauan di
mana-mana ditimbulkan oleh mereka yang kurang bertauhid bahkan tidak bertauhid
sama sekali. Banyak delik seksual, mabuk-mabukkan, bunuh diri, dan lain-lain,
hal itu disebabkan karena mereka tidak membekali diri dengan iman dan tauhid.
Oleh karena itu, maka manusia perlu penghidupan batinnya dengan iman dan
tauhid, agar mau dan mampu mengikuti petunjuk Allah, sehingga tujuan mencari
kepuasan dan kebahagiaan itu benar-benar bisa tercapai.
Firman Allah SWT:
Firman Allah SWT:
واتقوا الله لعلكم تفلحون. البقرة: ١٨٩
“Wattaquul laaha la’allakum tuflihuuna”
“Dan bertakwalah kamu kepada Allah, agar kamu beruntung (berbahagia)”.
(Q.S Al-Baqarah (2): 189).
“Wattaquul laaha la’allakum tuflihuuna”
“Dan bertakwalah kamu kepada Allah, agar kamu beruntung (berbahagia)”.
(Q.S Al-Baqarah (2): 189).
Takwa adalah taat dan patuh kepada petunjuk dan hukum Allah SWT. yang diajarkan oleh Rasul-Nya melalui al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya.
Firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah: 189)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
3. Agar manusia terhindar dari pengaruh akidah-akidah
yang menyesatkan, yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan
semata-mata atau hasil perubahan yang dilakukan manusia terhadap ajaran Rasul
sebenarnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya aliran-aliran sesat yang menjamur
di dunia Islam baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Allah berfirman (QS.
Al-Baqarah: 213) :
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: ”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
4. Agar tehindar dari pengaruh faham-faham yang dasarnya hanya teori kebendaan (materi) semata. Seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, materialisme, kolonialisme dan sebagainya yang semuanya itu bertujuan hanya mengumpulkan dan memperebutkan harta kekayaan.
5. Menggugah panca indra kebaikan, mendidik kebiasaan mendekatkan diri kepada Sang Khalik (Sang Pencipta).
6. Mendorong untuk mencari keinginan dan kemuliaan perkara, menghindarkan diri dari kehinaan dan kecerobohan amal.
7. Agar prilaku manusia sampai pada taraf kesempurnaan materi dan etika.
8. Mengarahkan pada tata cara manusia berperilaku dan berbudi pekerti seperti yang dicontohkan oleh para Rasul-Nya.
9. Memberikan pondasi yang kuat sehingga mendorong untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.
10. Menambah kekuatan dan kemampuan bagi seseorang dalam menghalau segala kesulitan, bencana dan lain-lain.
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: ”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
4. Agar tehindar dari pengaruh faham-faham yang dasarnya hanya teori kebendaan (materi) semata. Seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, materialisme, kolonialisme dan sebagainya yang semuanya itu bertujuan hanya mengumpulkan dan memperebutkan harta kekayaan.
5. Menggugah panca indra kebaikan, mendidik kebiasaan mendekatkan diri kepada Sang Khalik (Sang Pencipta).
6. Mendorong untuk mencari keinginan dan kemuliaan perkara, menghindarkan diri dari kehinaan dan kecerobohan amal.
7. Agar prilaku manusia sampai pada taraf kesempurnaan materi dan etika.
8. Mengarahkan pada tata cara manusia berperilaku dan berbudi pekerti seperti yang dicontohkan oleh para Rasul-Nya.
9. Memberikan pondasi yang kuat sehingga mendorong untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.
10. Menambah kekuatan dan kemampuan bagi seseorang dalam menghalau segala kesulitan, bencana dan lain-lain.
Ilmu Tauhid berusaha
menghilangkan keragu-raguan terhadap Tuhan yang melekat pada hati seseorang
dengan godaan setan baik dari golongan jin maupun manusia. Ia bersedia membela
dan mempertahankan kepercayaan kita kepada Tuhan. Dan juga Ilmu Tauhid
meluruskan aqidah-aqidah yang menyeleweng dan keliru yang terjadi akibat
kekacauan politik pada masa khulafaurrasyidun yang terakhir. Adanya
kesalahfahaman dan pemalsuan hadits-hadits pada masa itu menyebabkan timbulnya
Ilmu Tauhid sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, Dengan demikian kemurnian
pemahaman terhadap Allah swt kembali sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
Aqidah merupakan makanan
jiwa bagi kehidupan ruh, sebagaimana badan membutuhkan makanan. Oleh karena
manusia tidak dapat meninggalkan sesuatu aqidah untuk menganut aqidah yang
lain. Ia merupakan pengendali pikiran dan perbuatan manusia, baik aqidah itu
yang benar maupun aqidah yang salah. Semua usaha dan daya dapat mencerminkan
aqidahnya. Orang yang mempunyai aqidah berusaha supaya orang lain menganut
aqidahnya, terkadang membiarkan dirinya menghadapi kebinasaan. Maka dengan Ilmu
Tauhid aqidah atau keimanan seseorang diharapkan akan bertambah, karena iman
itu bisa bertambah atau berkurang,
seperti firman Allah swt pada surat Al-Anfal
ayat, yang terjemahnya
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal”.
D.Hikmah Mempelajari Ilmu Tauhid
Mempelajari ilmu tauhid biasanya didorong oleh keinginan untuk mempelajari lebih banyak dan lebih dalam pengertian tentang Tuhan. Kalau tauhid sudah masuk dan meresap kedalam jiwa seseorang maka didalam jiwanya akan tumbuh perasaan:
a) Rela atas pemberian Allah atas dirinya mengenai rizki, kedudukan, dan lain-lain. Dengan demikian maka hidupnya menjadi tertib sebab dia yakin atas pengawasan Allah terhadap segala perilakunya. Firman Allah SWT
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Artinya: ”Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26)
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)
b) Rasa saling menghargai, swbab orang yang bertauhid memandang semua manusia sama derajatnya, berasal dari satu keturunan dan tidak ada yang berhak diperhamba. Semua manusia hanya didikuti amal kebijakannya disisi Allah SWT, dan bertanggung jawab kepada-Nya. Allah berfirman (QS. Al-Hujurat: 13)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: ”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dengan dimikian maka orang yang bertauhid itu merasa bahwa dirinya sama dengan orang atau bangsa lain, dia tidak berhak mempertuhankan diri atau orang lain. Tinggi rendahnya derajat manusia hanya diukur dari kebajikan yang telah dibuat.
c) Rasa kasih saying terhadap sesame manusia. Orang bertauhid memandang semua manusia saudara, tidak bertindak aniaya terhadap semua mahluk Tuhan. Ummat bertauhid hidup berdasar peri kemanusiaan dan persaudaraan, selalu bersikap terbuka, kerja sama, dan bergotong royong. Sabda rasul saw:
خاب عبد وخسر لم يجعل الله فى قلبه رحمة للبشر (رواه ابو نعيم الا بهانى)
Artinya: “Gagal dan rugilah kehidupan seseorang yang hatinya tidak ditanamkan Allah, rasa kasih saying kepada sesame manusia.” (HR. Abu Na’im Al-Abhani)
Jadi jelas, kalau kita mempelajari Tauhid dan kemudian tumbuh dalam jiwa kita, maka akan keluarlah dari benih-benih tauhid itu pohon yang rindang yang dapat digunakan untuk berlindung diwaktu panas dan hujan, serta buahnya juga sedap dimakan.
Diantara buah yang lezat itu adalah:
a) Kesungguhan orang yang tetap dijalan Allah
b) Kegemaran yang menghasilkan manfaat untuk umum
c) Akan selalu membelanjakan hartanya dijalan Allah
3. Objek Kajia Ilmu Tauhid
a) Sifat-sifat Allah
• Sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil Allah SWT
No Sifat Wajib Allah Sifat Mustahil Allah
1 Wujud: Ada Mustahil Allah tidak ada
2 Qidam: sedia Mustahil Allah didahului oleh adam
3 Baqa: kekal Mustahil Allah dikatakan (fana) binasa
4 Mukhalafatul lilhawadisi: tidak sama dengan mahluk ciptaan-Nya Mustahil Allah sama dengan mahluk yang baharu.
5 Qiyamuhu binafsih: berdiri dengan diri-Nya sendiri Mustahil Allah tidak berdiri dengan diri-Nya sendiri
6 Wahdaniyat: Esa Mustahil Allah mempunyai dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang
7 Qodrat: kuasa Mustahil Allah lemah dan tidak berkuasa
8 Iradat: menentukan Mustahil Allah terpaksa dan dipaksa
9 Ilmu: mengetahui Mustahil Allah tidak mengetahui
10 Hayat: hidup Mustahil Allah tiada atau mati
11 Sama’: mendengar Mustahil Allah tuli
12 Basar: melihat Mustahil Allah buta
13 Kalam: berkata-kata Mustahil Allah bisu
14 Qoodirun: maha kuasa Mustahil Allah lemah
15 Mudirun: menentukan Mustahil Allah terpaksa atau dipaksa
16 Alimun: maha mengetahui Mustahil Allah jahil
•
Sifat jaiz Allah
فعل كل ممكن أوتركه
Dari keterangan diatas Allah itu bebas melakukan hal yang mungkin dan tidak mungkin.
فعل كل ممكن أوتركه
Dari keterangan diatas Allah itu bebas melakukan hal yang mungkin dan tidak mungkin.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Tauhid
adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, baik sifat-sifat yang wajib
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat yang sama
sekali harus ditiadakan dari pada-Nya, serta tentang rasul-rasul-Nya untuk
menentukan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada dalam diri mereka, hal-hal
yang boleh dikaitkan (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal yang terlarang
untuk mengaitkannya kepada mereka.
Adapun pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah SWT dalam dzat-Nya. Dalam menerima peribadatan dari mahluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Kemudian mengenai materi yang terkandung dalam pembahasan tauhid terdapat pengertian ilmu tauhid ,maksud dan tujuan ilmu tauhid serta hikmah mempelajari ilmu tauhid.
Adapun pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah SWT dalam dzat-Nya. Dalam menerima peribadatan dari mahluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Kemudian mengenai materi yang terkandung dalam pembahasan tauhid terdapat pengertian ilmu tauhid ,maksud dan tujuan ilmu tauhid serta hikmah mempelajari ilmu tauhid.
B. Saran
Demikianlah makalah tentang Ilmu
Tauhid (Materi dan Obyek Kajiannya) yang saya buat. Semoga sedikit uraian saya
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari, bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan yang konstruktif dan sistematis dari pembaca yang budiman, guna
melahirkan sebuah perbaikan dalam penyusulan makalah selanjutnya yang lebih
baik. Dan penulis sangat berharap sudah selayaknya kita sebagai umat muslim
yang beriman mengetahui, memahami dan mendalami ilmu tauhid.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hanifah
Ahmad, MA, Theologi Islam (Ilmu Kalam), 1990, Jakarta:
PT.
Bulan Bintang
·
Syekh
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, 1963, Jakarta: Bulan Bintang.
·
Syukur
Amin, MA, Pengantar Studi Islam, 2000, Semarang: CV. Bima Sejati.
·
Zainuddin,
Ilmu Tauhid Lengkap, 1996, Jakarta: Rineka Cipta.
·
Isma’il
Raji Al-Faruqi. ”Tauhid”. 1995. Bandung: Pustaka.
·
Muhammad
Hasby Ash Ashiddieqy. “Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam”. PT. Pustaka
Rizki Putra. Semarang. 1999.
·
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/tauhid-uluhiyah-rububiyah-dan-mulkiyah-serta-integrasi-ketiganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar