Selasa, 03 April 2012

KATA PENGANTAR

BISMI4

Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaiakan makalah ini.  Adapun judul dalam makalah ini MAKSUD DAN TUJUAN ILMU TAUHID.
Tidak  lupa saya hanturkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktunya.
Semoga makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.



 BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa, Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang sangat vital didalam Islam. Sebab Ilmu Tauhid adalah sebagian dari tanda-tanda agama sejati dan murni yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Tanpa mengetahui Ilmu Tauhid, kita tidak akan menemukan tujuan hidup sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar, siapa yang disembah dan dimana kita berdiam setelah mati.

  Apakah akan berdiam ditempat yang menyenangkan, atau ditempat yang menyedihkan. Semuanya tentu tergantung si-hamba sendiri.       
Bagaimana ia mempergunakan kesempatan hidup ini, dan hamba yang mengetahui dirinya sebagai hamba Allah tentu tahu benar, bagaimana memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab ia mengetahui ketika dilahirkan dirinya dalam keadaan fitrah (suci), dan kembalinya pun harus dalam keadaan yang suci agar dapat yang fitrah pula, yakni surga.
Agama berjalan menyempurnakan fitrah manusia dalam mencapai kemajuannya dengan cara evaluasi, sehingga hal itu telah menjadi sunnah (ketentuan) umum dalam satu kehidupan manusia. Allah menyempurnakan agama Islam dengan perantara nabi Muhammad yang mengahiri semua nabi dan rasul untuk membawa ummat manusia kepada martabat kemerdekaan yang lebih sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ilmu tauhid ?
2. Apakah Maksud ilmu tauhid ?
3.Apakah  Tujuan  ilmu tauhid ?
4. Apakah Hikmah mempelajari  ilmu tauhid ?

C. Tujuan Penulisan
Agar para pembaca atau khususnya para mahasiswa dan mahasiswi dapat  lebih mengetahui dan mendalami tentang maksud dan tujuan mempelajari ilmu Tauhid , serta pembahasan mengenai tauhid yang tertuang di dalam makalah ini.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar dari kata wahnada yuwahhidu yang secara etimologi berarti keesaan, yakni percaya bahwa Allah SWT itu satu. Tidak lain adalah Lauhidullah (mengesakan Allah Swt). Jadi pernyataan/pengakuan. Bahwa Allah Swt itu esa/satu. LaailahaillAllah (tiada Tuhan selain Allah)
Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang paling tinggi derajat nya dalam agam Islam. Karena ilmu tauhid merupakan induk (pokok) bagi semua ilmu pengetahuan dalam agama Islam. Bahwa para ulama menyebut kan bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini menerangkan serta membahas masalah keesaan  Dzat Allah Swt hukum yang mempelajari ilmu tauhid adalah Fardhu ‘ain.
Ilmu tauhid di sebut juga ilmu Usuluddin, ilmu kalam, ilmu akidah, ilmu ma’rifat, adapula yang menyebut nya ilmu sifat 20 karena di dalamnya dibicara kan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt.
Menurut arti harfiah, tauhid ialah “mempersatukan”. Berasal dari kata wahid yang berarti “satu”. Menurut Syekh Muhammad Abdullah Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang ”wujud Allah”, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya. Sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya.
         Menurut Syekh Muhammad At-Tamimi ilmu tauhid adalah secara bahasa berasal dari kata ”wahidun, yuwahidun” menjadi sesuatu satu atau tunggal atau esa, menurut istilah ilmu tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadatan hanya kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asmaul Khusna (nama-nama yang bagus) dan mensucikan dari kekurangan dan cacat.  
         Berarti dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang sifat-sifat wajib Allah, sifat-sifat mustahil Allah, sifat jaiz Allah serta sifat wajib rasul, sifat mustahil rasul dan yang berhubungan dengan Allah. Ilmu tauhid dalam islam sama seperti theologi dalam agama kristen katolik dan protestan, yakni mempersoalkan dzat Tuhan. Badanya ialah  , kalau ilmu tauhid mengajarkan bahwa Tuhan itu dzat yang satu (esa) yaitu Allah, tetapi kalau theologi mengajarkan bahwa Tuhan itu tiga dalam satu, dan satu dalam tiga oknum (kita mengerti atau tidak, tetapi begitulah ajaran theologi itu). Dalam agama manapun, ajarannya yang terpokok ialah tentang Tuhan. Oleh karena itu, untuk menguji kebenaran suatu agama, kita harus mengkaji ajarannya tentang Tuhan, apakah ajaran ketuhanannya dapat dimengerti oleh akal dan pikitan (logika) atau tidak.
           Itulah sebabnya, maka nabi besar Muhammad saw bersabda:        
الدين هو العقل ولادين لمن لا عقل له   
Artinya: ”Agama itu masalah akal, dan orang yang tidak berakal tidak memiliki agama”.        

         Maksudnya, bahwa agama yang inti dan pokok ajarannya tentang Tuhan itu hanya dapat dimengerti oleh akal, dan orang yang tidak berakal atau rusak akalnya, tentu tidak akan mempunyai kenyakinan agama yang benar.       
 Ilmu Tauhid adalah ilmu yang memberikan bekal-bekal pengertian tentang pedoman keyakinan hidup manusia, di dalam mengarungi samudera kehidupan. Secara kodrati manusia diciptakan Allah di dunia ini, berkekuatan berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Tidak sedikit manusia di dalam mengarungi samudera hidup ini kehilangan arah dan pedoman, sehingga ia menjadi tersesat. Maka di sinilah ilmu Tauhid berperan untuk memberikan pedoman dan arah, agar manusia selalu tetap sadar akan kewajibannya sebagai makhluk tehadap Khaliknya.

Nama-nama lain ilmu tauhid :
1.     Ilmu Tauhid                                             
        Arti tauhid disini adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa         (mengesakan Tuhan) dan tidak menyekutukan-Nya. Dinamakan ilmu Tauhid karena tujuannya menetapkan ke-Esaan Allah dalam dzat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah-lah yang menjadi tempat tujuan terahir dari kehidupan ini, prinsip inilah yang menjadi tujuan utama dari ajaran nabi Muhammad S.A.W.
2.     Ilmu Aqo’id atau Aqo’idul Iman       
        Aqo’id artinya ilmu ikatan kepercayaan, karena dalam panutan ini ada pasal yang harus diikat erat-erat dalam hati kita yang harus menjadi sebuah kepercayaan yang teguh.    
3.    Ilmu Kalam
 Ilmu kalam artinya ilmu pembicaraan, karena dengan membicarakan pengetahuan-pengatahuan akan menjadi sebuah kejelasan, dan dengan pembicaraan yang tepat berarti membicarakan kepercayaan yang benar dan dapat ditanamkan kebalam hati manusia.
 4. Ilmu Ushuluddin  
        Ilmu uhsuluddin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok agama , dinamakan demikian karena mamang soal kepercayaan memang betul0betul menjadi dasar pokok dari persoalan yang lain dalam agama.
 5. Ilmu Hakikat       
       Ilmu hakikat ialah ilmu sejati, karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
6. Ilmu Ma’rifat
Disebut ilmu ma’rifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benar akan Allah dan segala sifat-sifat-Nya dengan keyakinan yang teguh.
B.    Maksud Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid tidak hanya sekedar di ketahui dan di miliki , tetapi juga hendaknya lebih dari itu yakni harus di pahami lebih mendalam dan di hayati dengan baik. Apabila tauhid telah di miliki , di mengerti / di pahami , di hayati dengan baik , maka kesadaran akan tugas dan kewajiban sebagai hamba Allah SWT akan muncul dengan sendirinya , hal ini akan nampak dalam pelaksanaan ibadahnya , tingkah laku , sikap , perbuatan dan perkataan sehari-hari.

Ilmu tauhid sebagai ilmu yang memberikan bekal tentang pedoman keyakinan hidup manusia , maka secara kodrati , Allah SWT. Menciptakan manusia di atas dunia ini mempunyai kekuatan yang berbeda dengan yang lainnya.
Banyak manusia di dalam mengarungi samudera hidup yang luas ini , kehilangan arah dan pedoman sehingga ia menjadi sesat. Di sinilah ilmu tauhid berperan memberi pedoman dan arah , agar manusia selalu tetap sadar akan kewajibannya sebagai makhluk terhadap khaliknya.

Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa (Allah) , dalam alam fikiran manusia yakin bahwa semua yang ada di alam ini adalah ciptaan Allah SWT. Dan akan kembali kepada-Nya. Jadi semua perbuatan , sikap , tingkah laku , atau perkataan selalu kembali pada keyakinan adanya Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56 :
Yang artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.(Q.S. 151 :56 ).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-ikhlas ayat 1 dan 2 :
Yang artinya : katakanlah : Dia-lah Allah , yang Maha Esa. Allah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Q.S. 112 : 1-2 )

Dari firman Allah SWT tersebut di ketahui bahwa ketauhidan itu tidak hanya menyangkut hal-hal yang batin  , tetapi juga menyangkut sikap , tingkah laku , perkataan dan perbuatan.
Dengan demikian maksud yang terkandung dalam ilmu tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja , akan tetapi lebih jauh dari itu sebab tauhid mengandung sifat-sifat, di antaranya yaitu :
1.     Sebagai sumber motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
2.    Membimbing ke jalan yang benar dan sekaligus mendorong mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
3.    Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan , kekacauan , dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
4.    Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.

C.Tujuan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid bertujuan untuk memantapkan keyakinan seseorang kepada Allah swt. dengan menggunakan dalil naqli (Al-Quran dan Hadits) dan aqli (rasio).
Karena itu, tujuan ilmu Tauhid dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.  Mensucikan jiwa.
2. Agar manusia memperoleh kepuasan batin, keselamatan dan           kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sebagaimana yang dicita-citakan. Sebagai bukti ialah bahwa kekacauan di mana-mana ditimbulkan oleh mereka yang kurang bertauhid bahkan tidak bertauhid sama sekali. Banyak delik seksual, mabuk-mabukkan, bunuh diri, dan lain-lain, hal itu disebabkan karena mereka tidak membekali diri dengan iman dan tauhid. Oleh karena itu, maka manusia perlu penghidupan batinnya dengan iman dan tauhid, agar mau dan mampu mengikuti petunjuk Allah, sehingga tujuan mencari kepuasan dan kebahagiaan itu benar-benar bisa tercapai.
        Firman Allah SWT:
واتقوا الله لعلكم تفلحون. البقرة: ١٨٩      
“Wattaquul laaha la’allakum tuflihuuna”  
“Dan bertakwalah kamu kepada Allah, agar kamu beruntung (berbahagia)”.
(Q.S Al-Baqarah (2): 189).

        Takwa adalah taat dan patuh kepada petunjuk dan hukum Allah SWT. yang diajarkan oleh Rasul-Nya melalui al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya.

 Firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah: 189)        
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ    
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
3. Agar manusia terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang menyesatkan, yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata-mata atau hasil perubahan yang dilakukan manusia terhadap ajaran Rasul sebenarnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya aliran-aliran sesat yang menjamur di dunia Islam baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Allah berfirman (QS. Al-Baqarah: 213) : 
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ   
Artinya: ”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),         Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”

4. Agar tehindar dari pengaruh faham-faham yang dasarnya hanya teori kebendaan (materi) semata. Seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, materialisme, kolonialisme dan sebagainya yang semuanya itu bertujuan hanya mengumpulkan dan memperebutkan harta kekayaan.       
5. Menggugah panca indra kebaikan, mendidik kebiasaan mendekatkan diri kepada Sang Khalik (Sang Pencipta).      
6. Mendorong untuk mencari keinginan dan kemuliaan perkara, menghindarkan diri dari kehinaan dan kecerobohan amal.      
7. Agar prilaku manusia sampai pada taraf kesempurnaan materi dan etika.     
8. Mengarahkan pada tata cara manusia berperilaku dan berbudi pekerti seperti yang dicontohkan oleh para Rasul-Nya.
9. Memberikan pondasi yang kuat sehingga mendorong untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.    
10. Menambah kekuatan dan kemampuan bagi seseorang dalam menghalau segala kesulitan, bencana dan lain-lain.

Ilmu Tauhid berusaha menghilangkan keragu-raguan terhadap Tuhan yang melekat pada hati seseorang dengan godaan setan baik dari golongan jin maupun manusia. Ia bersedia membela dan mempertahankan kepercayaan kita kepada Tuhan. Dan juga Ilmu Tauhid meluruskan aqidah-aqidah yang menyeleweng dan keliru yang terjadi akibat kekacauan politik pada masa khulafaurrasyidun yang terakhir. Adanya kesalahfahaman dan pemalsuan hadits-hadits pada masa itu menyebabkan timbulnya Ilmu Tauhid sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, Dengan demikian kemurnian pemahaman terhadap Allah swt kembali sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.

Aqidah merupakan makanan jiwa bagi kehidupan ruh, sebagaimana badan membutuhkan makanan. Oleh karena manusia tidak dapat meninggalkan sesuatu aqidah untuk menganut aqidah yang lain. Ia merupakan pengendali pikiran dan perbuatan manusia, baik aqidah itu yang benar maupun aqidah yang salah. Semua usaha dan daya dapat mencerminkan aqidahnya. Orang yang mempunyai aqidah berusaha supaya orang lain menganut aqidahnya, terkadang membiarkan dirinya menghadapi kebinasaan. Maka dengan Ilmu Tauhid aqidah atau keimanan seseorang diharapkan akan bertambah, karena iman itu bisa bertambah atau berkurang,

 seperti firman Allah swt pada surat Al-Anfal ayat, yang terjemahnya
       Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal”.
D.Hikmah Mempelajari Ilmu Tauhid  

       Mempelajari ilmu tauhid biasanya didorong oleh keinginan untuk mempelajari lebih banyak dan lebih dalam pengertian tentang Tuhan. Kalau tauhid sudah masuk dan meresap kedalam jiwa seseorang maka didalam jiwanya akan tumbuh perasaan:
   
a) Rela atas pemberian Allah atas dirinya mengenai rizki, kedudukan, dan lain-lain. Dengan demikian maka hidupnya menjadi tertib sebab dia yakin atas pengawasan Allah terhadap segala perilakunya. Firman Allah SWT   
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا       
فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ 
Artinya: ”Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26)     

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ      
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)     

b) Rasa saling menghargai, swbab orang yang bertauhid memandang semua manusia sama derajatnya, berasal dari satu keturunan dan tidak ada yang berhak diperhamba. Semua manusia hanya didikuti amal kebijakannya disisi Allah SWT, dan bertanggung jawab kepada-Nya. Allah berfirman (QS. Al-Hujurat: 13)  
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ  
Artinya: ”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”            Dengan dimikian maka orang yang bertauhid itu merasa bahwa dirinya sama dengan orang atau bangsa lain, dia tidak berhak mempertuhankan diri atau orang lain. Tinggi rendahnya derajat manusia hanya diukur dari kebajikan yang telah dibuat.    
c) Rasa kasih saying terhadap sesame manusia. Orang bertauhid memandang semua manusia saudara, tidak bertindak aniaya terhadap semua mahluk Tuhan. Ummat bertauhid hidup berdasar peri kemanusiaan dan persaudaraan, selalu bersikap terbuka, kerja sama, dan bergotong royong. Sabda rasul saw:      
خاب عبد وخسر لم يجعل الله فى قلبه رحمة للبشر (رواه ابو نعيم الا بهانى)       
Artinya: “Gagal dan rugilah kehidupan seseorang yang hatinya tidak ditanamkan Allah, rasa kasih saying kepada sesame manusia.” (HR. Abu Na’im Al-Abhani) 

Jadi jelas, kalau kita mempelajari Tauhid dan kemudian tumbuh dalam jiwa kita, maka akan keluarlah dari benih-benih tauhid itu pohon yang rindang yang dapat digunakan untuk berlindung diwaktu panas dan hujan, serta buahnya juga sedap dimakan.        
Diantara buah yang lezat itu adalah:     
a) Kesungguhan orang yang tetap dijalan Allah
b) Kegemaran yang menghasilkan manfaat untuk umum        
c) Akan selalu membelanjakan hartanya dijalan Allah 
3. Objek Kajia Ilmu Tauhid         
a) Sifat-sifat Allah 
• Sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil Allah SWT      
No Sifat Wajib Allah Sifat Mustahil Allah     
1 Wujud: Ada Mustahil Allah tidak ada  
2 Qidam: sedia Mustahil Allah didahului oleh adam    
3 Baqa: kekal Mustahil Allah dikatakan (fana) binasa
4 Mukhalafatul lilhawadisi: tidak sama dengan mahluk ciptaan-Nya Mustahil Allah sama dengan mahluk yang baharu.
5 Qiyamuhu binafsih: berdiri dengan diri-Nya sendiri Mustahil Allah tidak berdiri dengan diri-Nya sendiri   
6 Wahdaniyat: Esa Mustahil Allah mempunyai dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang 
7 Qodrat: kuasa Mustahil Allah lemah dan tidak berkuasa  
8 Iradat: menentukan Mustahil Allah terpaksa dan dipaksa
9 Ilmu: mengetahui Mustahil Allah tidak mengetahui
10 Hayat: hidup Mustahil Allah tiada atau mati         
11 Sama’: mendengar Mustahil Allah tuli
12 Basar: melihat Mustahil Allah buta   
13 Kalam: berkata-kata Mustahil Allah bisu    
14 Qoodirun: maha kuasa Mustahil Allah lemah
15 Mudirun: menentukan Mustahil Allah terpaksa atau dipaksa     
16 Alimun: maha mengetahui Mustahil Allah jahil       

• Sifat jaiz Allah     
فعل كل ممكن أوتركه   
Dari keterangan diatas Allah itu bebas melakukan hal yang mungkin dan tidak mungkin.       



















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, baik sifat-sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat yang sama sekali harus ditiadakan dari pada-Nya, serta tentang rasul-rasul-Nya untuk menentukan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada dalam diri mereka, hal-hal yang boleh dikaitkan (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal yang terlarang untuk mengaitkannya kepada mereka.
           Adapun pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah SWT dalam dzat-Nya. Dalam menerima peribadatan dari mahluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Kemudian mengenai materi yang terkandung dalam pembahasan tauhid terdapat pengertian ilmu tauhid ,maksud dan tujuan ilmu tauhid serta hikmah mempelajari ilmu tauhid.


B.  Saran
Demikianlah makalah tentang Ilmu Tauhid (Materi dan Obyek Kajiannya) yang saya buat. Semoga sedikit uraian saya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan yang konstruktif dan sistematis dari pembaca yang budiman, guna melahirkan sebuah perbaikan dalam penyusulan makalah selanjutnya yang lebih baik. Dan penulis sangat berharap sudah selayaknya kita sebagai umat muslim yang beriman mengetahui, memahami dan mendalami ilmu tauhid.    












DAFTAR PUSTAKA


·         Hanifah Ahmad, MA, Theologi Islam (Ilmu Kalam), 1990, Jakarta:
PT. Bulan Bintang    

·         Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, 1963, Jakarta: Bulan Bintang.

·         Syukur Amin, MA, Pengantar Studi Islam, 2000, Semarang: CV. Bima Sejati.   

·         Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, 1996, Jakarta: Rineka Cipta.

·         Isma’il Raji Al-Faruqi. ”Tauhid”. 1995. Bandung: Pustaka.

·         Muhammad Hasby Ash Ashiddieqy. “Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam”. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 1999.

·         http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/tauhid-uluhiyah-rububiyah-dan-mulkiyah-serta-integrasi-ketiganya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar