Sabtu, 31 Maret 2012

LAPORAN KP. PLTD POASIA 2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi akhir-akhir ini mengalir dengan cepat dan merasuki segala bidang, dimana industri adalah pengguna teknologi yang merupakan lokomotif utama dalam mendorong kemajuan tersebut. Kebutuhan-kebutuhan dalam dunia industri guna meningkatkan produksi dengan efisiensi tinggi akan menjadi jawaban mengapa industri disebut sebagai pemeran utama dari produk-produk teknologi yang ada.
Berkaitan dengan pelaksanaan tujuan pembangunan industri, seyogyanyalah keunggulan komparatif tenaga kerja Indonesia harus didukung oleh keunggulan kompetitif, karena hanya tenaga kerja berkualitaslah yang mampu bersaing dalam mengarungi era globalisasi ini. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas tidaklah mudah semudah mengerlipkan bola mata, disamping kerjasama yang erat antara instansi seperti pemerintah, perguruan tinggi dan dunia industri juga dibarengi dengan usaha dan doa sehingga terlahir keterkaitan seluruh unsur pelaku pembangunan.
Telah beribu upaya terlaksana dalam rangka pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, namun perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi begitu pesat di dunia industri sehingga terjadilah kesenjangan antara kualifikasi tenaga kerja yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Perguruan Tinggi sebagai wadah pendidikan formal diharapkan mampu mencetak Sumber Daya Manusia yang terampil, yang mampu menyerap,  mengaplikasikan dan  mengembangkan teknologi yang ada saat ini.
Universitas Haluoleo Kendari Jurusan D-III Teknik Mesin adalah salah satu wadah untuk mempelajari ilmu keteknikan dimana kurikulumnya diaktualisasikan kepada penguasaan kemampuan teknis dan kemampuan manajerial.
Sebagai salah satu komponen utama pada perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk dapat memacu dan mengembangkan potensi diri sesuai dengan disiplin ilmu yang digeluti sebagai persiapan untuk menghadapi dunia baru yaitu dunia ketenagakerjaan.                                                                                                                                                
Tetapi realitas yang terjadi menunjukkan bahwa ilmu yang didapatkan secara teoritis selama bertahun–tahun seakan tak berguna tanpa didukung pengalaman kerja dibidangnya sehingga timbul berbagai macam opini yang mendiskreditkan Perguruan Tinggi sebagai produsen “pengangguran intelektual”.
Atas pemikiran tersebut diatas, maka diadakanlah Kerja Praktek (KP) sebagai salah satu kredit yang harus dilulusi oleh mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari Jurusan D-III Teknik Mesin.
Dengan adanya Kerja Praktek (KP) ini, mahasiswa diharapkan mampu berinteraksi dengan dunia kerja yang sesungguhnya sehingga mampu mengaplikasikan dan membandingkan apa yang diperoleh pada bangku kuliah dengan permasalahan dilapangan. Selain itu diharapkan juga terjadi pertukaran informasi baik diantara mahasiswa sendiri, lembaga pendidikan tinggi, serta kalangan masyarakat khususnya masyarakat industri .
Pemilihan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar Sektor Pembangkitan Kendari Unit PLTD Poasia  sebagai lokasi Kerja Praktek (KP) atas beberapa pertimbangan yang disesuaikan dengan bidang keahlian yang dipelajari dibangku kuliah. Sehingga diharapkan mampu menjadi wadah untuk menimba ilmu dan pengalaman dibidang industri pada umumnya dan dibidang pembangkit listrik tenaga diesel pada khususnya.

1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana merawat/memelihara bagian-bagian dari mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
b. Bagaimana mengetahui sistem-sistem penunjang dari mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
c. Bagaimana mengoperasikan mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
                                                                                                                                                                                                               
1.3.      Ruang Lingkup Penulisan
Penulisan laporan ini meliputi sistem pemeliharaan/maintenance dan sistem-sistem penunjang pada mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.

1.4.      Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui cara merawat/memelihara bagian-bagian dari mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
b. Untuk mengetahui secara sistematis tentang sistem-sistem penunjang dari mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
c. Untuk mengetahui cara mengoperasikan mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.

1.5. Manfaat Penulisan
a.    Dapat mengetahui bagaimana cara merawat/memelihara bagian-bagian dari mesin diesel Mirrlees  Blackstone ESL 16 MK2.
b.    Dapat mengetahui secara sistematis tentang sistem-sistem penunjang dari mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.
c.    Dapat mengetahui cara mengoperasikan mesin diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2.

1.6. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai   berikut :
1.          Metode Pustaka
Dalam metode ini dilakukan pengumpulan teori-teori dasar yang berkaitan dengan penulisan yang diperoleh dari media elektronik (internet), literatur milik PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Pembangkitan Kendari unit PLTD Poasia serta literatur-literatur lain yang mendukung.
2.          Metode Penelitian Lapangan
Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pelaksanaan langsung di lapangan terhadap objek tertentu ataupun dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pembimbing maupun karyawan di lapangan guna mengumpulkan data yang lebih akurat.

1.7. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum tentang keseluruhan isi dari laporan ini, maka kami memaparkannya dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I      :      Merupakan bagian dari Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penulisan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Metode Penulisan.
BAB II    :      Merupakan Tinjauan Perusahaan yang berisi : Sejarah Singkat PLTD, Visi dan Misi, Alasan Memilih Lokasi KP.
BAB III   :      Merupakan Tinjauan Pustaka Umum dari Sistem Pemeliharaan Mesin Diesel.
BAB IV  :      Merupakan Pembahasan Sistem-sistem penunjang,  Pemeliharaan dan pengoperasian Mesin Diesel Mirrlees Blackstone ESL 16 MK2 pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Pembangkitan Kendari Unit PLTD Poasia.
BAB V    :      Merupakan bagian akhir dari laporan ini yang berisi Kesimpulan dan Saran.
                     





BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN


2.1.  Sejarah Singkat PLN Kendari
Penyediaan Tenaga Listrik di Propinsi Sulawesi Tenggara yang terbentuk pada tahun 1964 pada mulanya dilakukan dan dikelola oleh Maskapai Perusahaan Setempat (MPS). Masing-masing berkedudukan di Kendari, Bau-bau dan Raha. Seiring dengan penyerahan pengelolaan kelistrikan di Wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dari MPS ke PLN Wilayah VII Makassar maka pada tahun 1971 status organisasi pengelolaan kelistrikan di Kota Kendari dirubah menjadi unit setingkat Ranting dengan nama Ranting Kendari  yang merupakan salah satu sub unit yang berada di bawah PLN Cabang Ujung Pandang. Setelah itu berturut-turut MPS-MPS yang berada di Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna juga diambil alih pengelolaannya oleh PLN Wilayah VIII.
Wilayah kerja Ranting Kendari pada saat itu hanya mencakup kota Kendari dan sekitarnya karena kemampuan atau kapasitas terpasang pembangkit listrik yang dikelola belum memadai yaitu sebesar 1.156 kW. Dalam usaha untuk menjangkau dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas listrik dari PLN disamping untuk memperpendek jalur koordinasi organisasi dan administrasi PLN di Sulawesi Tengggara maka pada tahun 1977 berdasarkan Keputusan Pimpinan PLN Wilayah VIII No. 017/W.VIII/1977 status organisasi Ranting Kendari  ditingkatkan menjadi cabang dengan nama PLN Wilayah VIII Cabang Kendari dengan wilayah kerja tersebar di 4 Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Muna, masing-masing berstatus Ranting yaitu Ranting Bau-bau, Ranting Kolaka, dan Ranting Raha. Total kapasitas terpasang Pembangkit Listrik PLN Wilayah VIII Cabang Kendari pada saat itu adalah sebesar 4.780 kW.
Setahun kemudian yaitu pada tahun 1978, terjadi pemekaran sub unit di wilayah kerja Cabang Kota Kendari dan Ranting Bau-Bau yaitu dengan terbentuknya Ranting Unaaha di Kabupaten Kendari dan Wangi-Wangi di Kabupaten Buton. Sampai dengan tahun 1990 keadaan pengusaha kelistrikan di Sulawesi Tenggara terus mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pelanggan listrik PLN. Hal ini dimungkinkan karena ditunjang oleh penyediaan tenaga listrik yang cukup memadai dengan kapasitas pembangkit sebesar 20.506 kW. Pada tahun 1994, PLN Wilayah VIII Cabang Kendari berubah menjadi PT. PLN (Persero) Cabang Kendari sebanyak 432 desa dari 809 desa yang ada atau sekitar 53,40 %. Untuk memacu peningkatan pelayanan dan peningkatan pengusahaan kelistrikan, maka pada tanggal 31 Mei 1997 PT PLN (Persero) Ranting Bau-Bau yang merupakan salah satu sub unit yang dibawahi oleh PT. PLN (Persero) Cabang Kendari ditingkatkan status organisasinya menjadi Unit setingkat Cabang dengan nama PT. PLN (Persero) Cabang Bau-bau berkedudukan di Kota Bau-bau dengan wilayah kerja meliputi 2 unit setingkat Ranting yaitu Ranting Raha dan Ranting Wangi-Wangi. Dengan terbentuknya Cabang Bau-Bau maka struktur organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Kendari menjadi lebih ramping yaitu hanya membawahi 2 unit setingkat Ranting yaitu Ranting Kolaka dan Ranting Unaaha. Sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sektor  ketenagalistrikan.
PT. PLN (Persero) Wilayah VIII yang merupakan induk organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Kendari diarahkan menjadi Strategic Business Unit / Inversmant Centre dan tindak lanjutnya maka sesuai dengan keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 01.K/010/DIR/2001 tanggal 08 Januari 2001, PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara. Dalam rangka menerapkan pola pelayanan yang beroreintasi kepada kepentingan pelanggan, maka sesuai dengan Keputusan General Manager PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulselra Nomor : 030 dan 031. K/021/GM/2002 tanggal 09 Januari 2002 dibentuk sub unit organisasi setingkat Rayon di Kota Kendari yaitu : Rayon Benubenua dengan wilayah kerja yang meliputi Kota Kendari bagian Utara dan Rayon Wua-Wua dengan wilayah kerja meliputi Kota Kendari bagian Selatan. Kedua Rayon mulai beroperasi efektif tanggal 01 Juni 2002. Seiring dengan dikeluarkannya Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor : 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002 dengan pertimbangan bahwa untuk menyelaraskan semangat Otonomi Daerah dengan fungsi usaha dan wilayah kerja PT. PLN (Persero) di daerah, maka kemudian nama PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara Cabang Kendari juga berubah namanya menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawsi Selatan dan Sulawesi Tenggara Cabang Kendari.
  Sejalan dengan semangat otonomi daerah dan pemekaran beberapa kabupaten di Propinsi Sulawesi Tenggara, dan untuk memacu peningkatan pelayanan pelanggan maka sesuai Keputusan General Manager PT. PLN (Persero) No. 1291.K/021/GM/2004 tanggal 29 Desember 2004, maka 2 September dibentuk sub unit organisasi setingkat ranting pada Cabang Kendari : Ranting Konawe Selatan, Ranting Bombana dan Ranting Kolaka Utara. Dengan demikian maka, sampai saat ini struktur organisasi unit PT. PLN (Persero) Cabang Kendari terdiri atas lima Ranting dan dua Rayon yaitu : Ranting Kolaka, Ranting Unaaha, Ranting Konawe Selatan, Ranting Bombana, Ranting Kolaka Utara, Rayon Benubenua dan Rayon Wua-Wua.

2.2.      Sejarah Singkat Unit PLTD Poasia
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Kendari Unit PLTD Poasia atau yang biasa disebut masyarakat Kendari PLTD Poasia secara resmi berganti nama dari PT. PJB UBP Kendari pada tahun 2009. Pada tahun tersebut terjadi pengambil alihan aset dari PT. PJB ke PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Kendari. Didirikan pada tahun 1997 di lokasi Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) dengan pola sewa tanah selama 15 tahun, beroperasi memakai bahan bakar utama HFO dan bahan bakar pendukung LFO, tetapi pengoperasiannya baru dapat dilaksanakan pada satu mesin pada awal tahun 1999, disebabkan oleh pengaruh krisis moneter yang terjadi pada saat itu. PLTD PJB didirikan atas kerjasama antara PT. PJB dengan PT. PLN Wilayah VIII Makasar untuk dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di Sulawesi Tenggara, khususnya kota Kendari yang pada saat itu mengalami pemadaman bergilir. Dari tahun 1997 sampai dengan 2008 kerjasama tersebut dituangkan dalam suatu Berita Acara K.S.O ( Kerja Sama Operasi), namun setelah terjadi pengambil alihan aset oleh PT. PLN Sektor Pembangkitan Kendari, maka sistem KSO dihapuskan. Sebagai cikal bakal tenaga pengoperasian dan pemeliharaan ditunjuk sebanyak 20 orang dari UBHAR yang dipimpin langsung oleh Koordinator O & M yaitu: Ir. Nyoman Awatara dan dilepas oleh Manajer UBHAR saat itu, Ir. MSP Tampubolon
Kontraktor yang ditunjuk untuk mendirikan PLTD Poasia pada saat itu adalah PT. Mirlindo Padu Kencana atau yang disebut PT. MPK yang banyak mengalami hambatan baik dari segi dana maupun dari segi SDM mereka sendiri. Hal tersebut mengakibatkan pengoperasian PLTD Poasia menjadi mundur dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
PLTD Poasia telah mengalami beberapa pergantian pucuk pimpinan. Semasa masih di bawah naungan PT. PJB, Koordinator Ir. Nyoman Awatara (tahun 1999 s/d akhir tahun 2000) diserahkan kepada Didik Nurhadi,ST (tahun 2000 s/d Maret 2003) kemudian diserakan ke Ir. Rudi Hendara P (Maret 2003 s/d Juli 2004) kemudian diserahkan kepada Ir. Adi Setiawan (Juli 2004 s/d Feb 2005) di serahkan kepada Gede Yudarma ST (maret 2005 sampai 2007) kemudian diserahkan kepada Ir. Saptono (Juli 2007 s/d Des 2008). Setelah terjadi pengambil alihan aset, maka PLTD Poasia dipimpin oleh Dimas Satria ST (January 2009 s/d September 2011). Kemudian terjadi peralihan kepemimpina PLTD Poasia yaitu kepada bapak Andreas Arthur N. (Oktober 2011 sampai dengan sekarang).
Pada masa kepemimpinan Ir. Adi Setiawan proses pemulangan karyawan UBHAR (UHAR sekarang) dimulai dan digantikan oleh tenaga kerja putra daerah sebagai tenaga outsourching dalam wadah Koperasi Pembangkitan Diesel PLTD Poasia. Setelah diambil alih oleh PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Kendari, maka pengelolaan karyawan outsourching diserahkan kepada PT. Kinerja Cahaya Abadi atau yang dikenal PT. KCA.

2.3.  Visi dan Misi
Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya dengan bertumbuh pada potensi insani.

Misi   
1.         Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan anggota perusahaan dan pemegang saham.
2.         Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3.         Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4.         Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.


2.4.  Penyaluran Listrik PLTD Poasia
Cabang dari beberapa pembangkit yang ada di Kendari khusus yang melalui penyaluran Listrik Kota Kendari yaitu Unit PLTD Wua-Wua dan Unit PLTD Poasia. PLTD Wua-Wua melayani 6 daerah di Kendari dan PLTD Poasia melayani 5 daerah di Kendari, berikut adalah pembagian/penyaluran listrik :
PLTD Poasia menyalurkan listrik ke daerah :
·           F. Express
·           F. PPS
·           F. Andonouhu
·           F. Lapuko
·           F. Teluk
                     
PLTD Wua-Wua menyalurkan listrik ke daerah :
·      F. Kendari Beach
·      F. Mata
·      F. Batugong
·      F. Pomala
·      F. Konda
·      F. Mowila



























BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori Dasar Mesin Diesel
Prinsip kerja mesin diesel putaran tinggi yaitu torak yang bergerak translasi (bolak-balik) di dalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol yang berputar pada bantalannya, dengan perantara batang penggerak dan batang penghubung. Campuran bahan bakar dan udara dibakar di dalam ruang bakar, yaitu ruang yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak, dan kepala silinder. Hasil pembakaran itu mampu menggerakkan torak dan selanjutnya mampu memutar poros engkol. Pada kepala silinder terdapat katup isap dan katup buang. Katup isap berfungsi untuk memasukkan udara segar ke dalam silinder, sedangkan katup buang berfungsi untuk mengeluarkan gas pembakaran yang sudah tidak terpakai. Motor diesel adalah salah satu jenis pembakaran kerja di dalam silinder mesin yang bertekanan tinggi setelah mendapat suplai bahan bakar berbentuk kabut yang disemprotkan oleh injektor.
Pada prinsip pembakaran di dalam mesin pada motor bakar, solar disemprotkan ke dalam silinder berisi udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sehingga bahan bakar terbakar dengan sendirinya. Gas-gas tersebut akan mengembang yang menekan dan mendorong torak untuk bergerak ke bawah ke poros engkol yang berubah menjadi gerak putar.
Berbagai macam alasan sehingga motor diesel tidak hanya menyaingi mesin panas yang lain, tetapi dalam banyak hal mesin diesel menguasai banyak medan, karena hampir setiap bidang yang menggunakan mesin sebagai media penggerak itu menggunakan mesin diesel. Dalam berbagai jenis bidang industri penghematan bahan bakar dan biaya  pengoperasian menjadi parameter. Untuk mencapai target demikian, maka para pelaku bidang industri dan jasa menggunakan mesin diesel dibanding dengan mesin-mesin yang lain.

3.2.  Karakteristik Mesin Diesel
Karakteristik utama yang membedakan motor diesel dengan motor bakar lainnya adalah metode penyalaan bahan bakar. Dalam motor diesel, injeksinya dalam silinder berisikan udara yang bertekanan tinggi. Selama kompresi udara berlangsung, suhu udara meningkat sehingga ketika dalam bentuk kabut bersentuhan dengan udara panas di dalam silinder akan menyala dengan sendirinya tanpa adanya alat penyalaan dari luar. Karena alasan ini motor diesel disebut juga dengan mesin penyalaan kompresi.
Perbandingan kompresi diusahakan setinggi mungkin agar memperoleh efisiensi yang tinggi.  Dengan demikian perbandingan kompresi yang rendah pada umumnya dipergunakan pada mesin diesel berukuran besar dengan putaran rendah. Sebaliknya, perbandingan kompresi yang tinggi banyak dipakai pada mesin diesel yang berukuran kecil dengan putaran tinggi.
Konstruktor sering menggunakan perbandingan kompresi yang serendah-rendahnya berdasarkan kekuatan material dan berat mesin. Perbandingan kompresi dan mesin diukur dari berapa banyaknya udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder selama gerak isap dan dimanpatkan pada gerak kompresi, atau dengan kata lain perbandingan antara isi silinder yaitu antara Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Perbandingan kompresi mempengaruhi keadaan tenaga motor, sehingga apabila perbandingan kompresi kecil maka motor akan berputar dengan lambat dan sebaliknya bila kompresi diperbesar, maka tekanan pembakaran akan bertambah dan akan diperoleh tenaga yang besar pula. Olehnya itu motor diesel pada umumnya bekerja dengan perbandingan kompresi 14-17 dan tekanan 20-40 kg/cm.

3.3.  Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin diesel menggunakan bahan bakar LFO (Light Fuel Oil) atau HFO (Heavy Fuel Oil) yang proses penyalaannya dengan sistem tekanan udara tinggi. Energi mekanis yang dihasilkan oleh mesin diesel atau motor diesel ini selanjutnya memutar generator, sehingga generator tersebut mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi listrik inilah yang disalurkan ke konsumen.
Mesin diesel kebanyakan menggunakan prinsip kerja empat langkah, dimana keempat langkah memerlukan piston yang berbeda. Dimulai dari  langkah isap, langkah kompresi, langkah kerja atau usaha, dan langkah buang. Siklus ini terjadi berkesinambungan dengan tidak mengubah urutan langkahnya. Prinsip kerja motor diesel pada umumnya disesuaikan dengan siklus tekanan terbatas yang berdasarkan siklus termodinamika. Pada siklus ini proses pembakaran kalor terjadi pada tekanan terbatas.
Secara umum prinsip kerja mesin diesel pada PLTD adalah :
1.    Inlet Stroke/Langkah Isap
a.         Piston turun
b.        Katup udara masuk (Inlet Valve) terbuka
c.         Katup udara keluar (Exhaust Valve) tertutup
d.        Udara masuk
2.    Compression Stroke/Langkah Kompresi
a.         Piston naik
b.        Kedua katup (Inlet Valve dan Exhaust Valve) tertutup
c.         Udara terkompressi
3.    Power Stroke / Langkah Kerja
a.         Piston turun
b.        Kedua katup tertutup
c.         Udara dan Bahan Bakar terbakar
4.    Exhaust Stroke/Langkah Buang
a.         Piston naik
b.        Katup udara masuk (Inlet Valve) tertutup
c.         Katup udara keluar (Exhaust Valve) terbuka
d.        Hasil pembakaran keluar


Seperti pada gambar berikut :
 










Gambar 3.1.   Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah, a) Langkah isap, b) Langkah kompresi, c) Langkah kerja, d) Langkah buang.

-        Diagram PV
 










Gambar 3.2. Diagram PV (Ideal) Mesin Diesel 4 Langkah.

Keterangan :
Langkah 0-1 adalah langkah hisap, tekanan konstan.
Langkah 1-2 adalah langkah kompresi, proses adiabatic, kondisi isentropic
Langkah 2-3 dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada tekanan konstan.
Langkah 3-4 merupakan proses ekspansi, isentropic
Langkah 4-1 dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konsatan
Langkah 1-0 merupakan langkah buang, tekanan konstan
Dalam kenyataan di lapangan ternyata tidak ada satupun siklus ideal tekanan-konstan dapat diwujudkan. Penyimpangan dari siklus ideal tersebut terjadi karena dalam keadaan sebenarnya terjadi kerugian seperti kebocoran fluida, katup tidak terbuka dan menutup secara tepat, terdapat kerugian kalor, dan macam-macam kerugian lainnya. Gambar di bawah ini menunjukkan siklus sebenarnya dari mesin diesel.

 

















Gambar 3.3. Diagram PV Mesin Diesel 4 Langkah Sebenarnya.

Gambar diatas memperlihatkan diagram indikator yang sebenarnya, diagram ini diambil dari hasil pembakaran mesin yang beroperasi dengan menggunakan alat indikator. Luas diagram diatas mencerminkan tekanan yang bekerja di atas piston, dari sini kita dapat mencari tekanan rata-rata.
Untuk mengetahui secara jelas bagaimana proses perubahan tekanan di dalam silinder itu terjadi mari kita perhatikan uraian berikut ini :
1.         Langkah isap
Piston bergerak dari TMA ke TMB oleh perputaran poros engkol dan secara praktis katup masuk terbuka sebelum mulai langkah isap.
Volume didalam silinder akan bertambah, tekanan turun lebih kecil dari tekanan udara luar (Vacum) menyebabkan udara masuk kedalam selinder melalui katup isap.
 










Gambar 3.4. Langkah Isap
2.    Langkah kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang akan menutup, volume silinder mengecil dan temperatur dan tekanan udara kompresi akan bertambah. Pada akhir langkah kompresi   mesin   diesel   tekanan  dalam   selinder ± 30 bar dan temperatur ± 550 ° C. Beberapa saat sebelum akhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan kedalam selinder, maka akan terjadi atomisasi bahan bakar didalam selinder karena semprotan bahan bakar yang sangat cepat. Campuran terbentuk karena atomisasi atau uap bahan bakar dan udara panas akan dapat mengawali pembakaran. Pada waktu piston hampir mencapai TMA, campuran bahan bakar/udara didalam selinder akan terbakar dengan cepat.















Gambar 3.5. Langkah Kompresi

3.    Langkah Usaha
Pada akhir langkah kompresi dan setelah terjadi pembakaran spontan, piston untuk kedua kalinya bergerak dari TMA ke TMB (langkah usaha).           
Tekanan gas didalam selinder relatif tinggi sehingga piston didorong ke bawah, piston bergerak kebawah dan ruang didalam silinder bertambah, tekanan dan temperatur gas akan berkurang dengan cepat. Energi panas akan di ubah menjadi energi mekanik yang dapat memutar poros engkol.













Gambar 3.6. Langkah Usaha

4. Langkah Buang
Sebelum piston mencapai TMB katup buang terbuka, sehingga gas pembakaran akan mengalir keluar melalui katup buang menuju saluran pembuangan selanjutnya ke udara luar.Dengan terbukanya katup buang sebelum akhir langkah usaha, maka gas bekas akan mengalir keluar, pada waktu yang bersamaan piston kembali bergerak menuju TMA.
Selama langkah buang, katup buang terbuka dan sisa gas bekas akan terdorong keluar oleh desakan piston. Karena tekanan didalam silinder lebih besar dibanding udara luar, maka diperlukan energi untuk menggerakan piston, energi tersebut disuplai oleh Fly Wheel atau dari silinder lainnya.





 














Gambar 3.7. Langkah Buang
Gambar 3.7. Langkah Buang

-          Diagram Katup
Pemasukan udara ke dalam selinder akan menyebabkan gas buang kehilangan daya yang diperlukan, disebut rugi pemompaan. Untuk menurunkan tekanan balik (Back Pressure), maka pembukaan katup dibuat sebesar mungkin, ini khususnya penting dalam kasus mesin 2 langkah karena proses buang keseluruhannya terjadi dalam bagian yang kecil dari langkah piston dan pembilasan harus diselesaikan seluruhnya oleh tekanan pengisian udara segar. Oleh sebab itu, mesin diesel 2 langkah biasanya menggunakan 2 atau 4 katup buang tiap silinder.
Pada mesin 4 langkah, pembukaan katup buang tidak menjadi masalah, karena gas buang dipaksa keluar dalam gerak positif dari piston selama langkah pembuangan. Pembukaan katup isap perlu untuk diperhatikan agar tidak ada hambatan, karena hambatan terhadap aliran udara tidak hanya menaikan rugi pemompaan tetapi juga menurunkan density pengisian udara. Penurunan densiti pengisian udara berarti berkurangnya berat oksigen yang tersedia tiap langkah pemasukan, akibatnya bahan bakar yang terbakar berkurang dan daya maksimum yang dapat dibangkitkan menjadi berkurang. Kondisi ini makin berat dengan meningkatnya kecepatan mesin, rugi pemompaan meningkat dengan cepat karena kecepatan yang tinggi dari aliran gas dan density pengisian udara juga berkurang.

 














Gambar 3.8. Valve Assembly

Pengaturan timing katup sangat penting untuk memperoleh kombinasi yang baik antara daya, efisiensi, ekonomi dan umum mesin. Faktor kunci dalam mencapai tujuan tersebut adalah proses pengisian, campuran bahan bakar dengan udara yang tepat kedalam selinder.
Telah diketahui bahwa, mesin memerlukan bahan bakar, udara dan panas untuk keperluan pembakaran didalam selinder, dan pembakaran tersebut menghasilkan gas bekas yang harus dikeluarkan dari ruang bakar.  Untuk mengatur pemasukan dan pembuangan tersebut diatur oleh katup (Katup isap dan katup buang).
Katup bekerja membuka dan menutup saluran fluida gas. Katup masuk bekerja membuka dan menutup saluran udara yang masuk ke dalam silinder, sedangkan katup buang bekerja membuka dan menutup saluran gas bekas ke luar silinder.
Diagram katup isap
 








Gambar 3.9. Diagram Katup Isap
Gambar di atas menunjukkan diagram katup isap dengan besaran derajat yang ditunjukkan sebagai A, dan B. Dalam hal ini katup isap membuka pada posisi poros engkol 100 sebelum piston mencapai TMA dan akan menutup pada posisi poros engkol 490 setelah piston melewati TMB. Jadi total waktu katup isap terbuka adalah 10+ 180 +  49 = 2390

 








Gambar 3.10.  Diagram Katup Buang
Gambar 3.10. menunjukkan diagram katup buang dengan besaran derajat, dimana C = 460 dan D = 130. Maksudnya katup buang membuka pada 460 sebelum TMB dan katup buang menutup pada 130 setelah TMA. Jadi total katup buang terbuka adalah 13 + 180 + 46 = 2390.
Jika diagram katup isap digabung dengan diagram katup buang menjadi satu diagram disebut diagram katup. Karena timing katup mesin satu dan lainnya bisa berbeda, maka akan berbeda pula diagram katupnya. Hal ini sesuai dengan perencanaan dari tiap tipe dan jenis mesinnya.












Gambar 3.11. Diagram Katup
Gambar 3.11. adalah suatu contoh diagram katup yang diambil dari mesin Diesel DAF.
X = Titik Mati Atas (TMA)
Y = Titik Mati Bawah (TMB)
A = 10°, Katup isap terbuka
B = 49°, Katup isap tertutup
C = 46°, Katup buang terbuka
D = 13°, Katup buang tertutup
Katup isap terbuka = 10° +180° + 49° = 239°
Kedua katup tertutup selama langkah kompresi dan langkah kerja :
180° - 49°          = 131°
180° - 46°          = 134°
Total                  = 265°
Total katup buang terbuka :
46° + 180° + 13°  = 239°
Hal ini berarti putaran poros engkol :
239° + 265° + 239° = 743° untuk satu siklus lengkap.

3.4.                                                                                                                              Komponen-Komponen Utama Mesin Diesel
a. Kepala silinder (Cylinder Head)
      Kepala silinder merupakan penutup bagian atas silinder dan tempat katup melewatkan udara, bahan bakar dan gas buang.
 








Gambar 3.12. Cylinder Head

Kepala silinder terbuat dari bahan material :
1.         Mesin Diesel kecil dan sedang terbuat dari bahan
a.         Besi cor berkembang (Close-Grinded Cast Iron).
b.         Besi cor nikel (Nicel Cast Iron).
2.         Mesin Diesel besar terbuat dari bahan
a.         Besi cor karbon rendah (Low Carbon Cast Steel).
b.        Baja plat tempa silas (Welded of Steel Plates and Forging).
Perlu diketahui bahwa panas dan tekanan pembakaran yang tinggi akan mengurangi daya tahan kekuatan bahan kepala silinder.

b. Torak (Piston)
      Piston merupakan bagian yang bergerak dalam ruang silinder yang meneruskan daya hasil pembakaran bahan bakar kepada poros.
Piston mempunyai fungsi sebagai berikut :
a).    Merapatkan ruangan silinder dari bagian dalam
b).    Memampatkan udara kompresi
c).    Menerima tekanan pembakaran waktu proses perubahan
d).   Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui connecting rod
e).    Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.
Piston dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu barrel piston untuk yang memakai cross head dan trunk piston.
 









Gambar 3.13.           Jenis  Piston, a) barrel piston untuk yang memakai cross head,  b)  trunk piston.


Piston menyerap 18 % atau bahkan lebih panas dari hasil pembakaran. Karena itu piston juga perlu pendinginan. Pendingin yang digunakan pada piston berupa minyak pelumas yang bertujuan untuk menjaga piston berada pada temperatur yang diizinkan.
 



                                                                                  
                                        


    
                                                    


                                                     



                                                       


                                                    
                                          
                                          
Gasmbar 3.14. Aliran Minyak Pelumas pada Piston
                                                                                   
Piston terbuat dari bahan (material) sebagai berikut :
a).      Baja tuang ( Cast Steel ).
b).      Baja tempa ( Foged Steel )
c).      Besi tuang ( Cast Iron ).
d).     Alumunium tuang campuran ( Alloy Cast Aluminium Alumunium).
e).      Baja tuang campuran ( Alloy Cast Steel ).
f).       Baja dilas (Welded Steel).










 













a.         Piston dengan ruang cekung
b.        Piston cekungan samping
c.         Piston sirkulasi arus angin
d.        Piston untuk injector datar
e.         Piston dengan ruang turbulen
f.         Piston untuk injector serong / miring
g.        Piston model Mercedez
h.        Piston untuk mesin dengan ruang bakar mula
Gambar 3.15.  Bentuk-Bentuk Piston

c. Batang engkol  (Connecting Rod)
Batang engkol terhubung dengan torak yang dikaitkan pada pena torak (Piston Pin) sementara ujung lainnya terhubung dengan poros engkol. Batang torak berfungsi untuk memindahkan daya yang dihasilkan di atas piston ke poros engkol dan mengalirkan minyak pelumas ke piston. Batang torak terbuat dari baja campuran kekuatan tinggi (high strength alloy steel).
      Untuk mesin type V conrodnya ada dua jenis, yaitu :
a).    Fork and blade,
b).    Sendi.
 






                                                                                                              

Gambar 3.16. Conrod Type V, a) Fork and blade, b) Sendi.
d. Poros engkol (Crank Shaft)
Poros ini dengan bentuk yang unik berputar di bawah aksi torak melalui batang engkol dan pena engkol. Putaran poros engkol inilah yang merupakan daya output dari mesin yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
 







.




Gambar 3.17. Crank Shaft
Poros engkol atau crank shaft berfungsi sebagai :
1.        Menerima gaya inertian yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston.
2.        Merubah gerak bolak balik (Translasi) menjadi gerak putar (rotasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kontruksi  poros engkol :
1.    Saluran Pelumas.
2.    Jumlah Silinder & FO.
e. Roda gila (Fly Wheel)
Komponen ini yang berbentuk piringan yang terbuat dari metal dengan berat yang cukup dipasang pada suatu ujung poros engkol.
Roda gila (Fly Wheel) berfungsi untuk :
a)      Menerima putaran yang bervariasi selama proses kerja mesin berlangung.
b)      Membatasi timbul dan hilangnya penambahan putaran akibat perubahan mendadak.
c)      Menerima dan menyimpan tenaga sewaktu langkah kerja dan digunakan pada waktu langkah kosong.
d)     Membantu memindahkan putaran pada waktu start.
e)      Meletakkan tanda posisi Top Piston untuk tiap silinder.
Fly Wheel terbuat dari bahan antara lain :
1.      Cast Iron
2.      Cast Stell.
3.      Forged Steel.
 








Gambar 3.18.   Macam-macam konstruksi Fly Wheel : a) Fly Wheel untuk ujung poros yang meruncing, b) Fly Wheel dibuat pada poros flens, c) Fly Wheel antara Flens poros, d) Fly Wheel untuk Diesel Trunk.
f. Poros Nok (Cam Shaft)
Poros ini mendapat daya dari poros engkol yang dihubungkan oleh suatu rantai dan roda gigi. Poros nok berfungsi untuk mengatur waktu dalam pergerakan katup melalui rocker arm.
 







Gambar 3.19. Cam Shaft

Beberapa model dari Cam shaft :
 






Gambar 3.20.   Model-model cam shaft, a) cam shaft untuk diesel besar dan Menengah, b) cam shaft pada mesin diesel putaran tinggi, c) cam shaft pivot, d) cam shaft kombinasi dengan roller.

Bahan (Material) untuk :
1.    Cam :   a).   Forget Steel.
                 b).   Hardened Steel.
2.    Roller : Steel
3.    Stem klep buang : hard alloy steel.


g. Katup (Valve)
Katup merupakan bagian yang diatur oleh poros nok dan berfungsi sebagai pintu gerbang dari silinder dalam mensuplai udara dan membuang gas buang hasil pembakaran. Pada katup ini juaga dilangkapi pegas untuk menjamin katup penutup. Prinsip kerjanya adalah bila cam menekan push rod, maka rocker arm menahan katup sehingga katup tersebut terbuka.
a). Katup Berkedok
Pada mesin tertentu, katup masuk dibuat berkedok (tameng). Kedok tersebut gunanya untuk mendapatkan pusaran (turbulensi) udara, agar terjadi percampuran udara dan bahan bakar yang merata.
 



                                                                                                               



 








Gambar 3.21. Katup Berkedok

b). Dudukan Katup
Sudut dudukan katup berkisar 30° – 45o.
Dudukan katup yang sudah aus sekali, biasanya di-reconditioning dengan mengecornya kembali.
 






Gambar 3.22. Dudukan Katup
c). Valve Guide
Berfungsi untuk menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.
Bahan valve guide dari besi cor, besi campuran dan kadang-kadang digunakan juga Broze.

 













Gambar 3.23. Valve Guide




 













Gambar 3.24. Push Rod dan Rocker Arm

h.   Liner
Liner merupakan tempat berlangsungnya proses kerja mesin : isap, kompresi, usaha dan buang.
Liner terbgi menjadi dua, yaitu:
a).    Liner Basah (Dry Liner) adalah liner yang didinginkan langsung oleh air pendingin, biasanya untuk mesin sedang atau besar.
b).    Liner Kering (Wet Liner) adalah liner yang tidak langsung didinginkan oleh air, biasanya untuk mesin kecil.
                                                 
                               



a
 
b